Wakil Ketua Komisi VI DPR, Sarmuji, meminta pemerintah lebih serius lagi dalam memasukkan saham seri A dwiwarna kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) agar statusnya menjadi BUMN. Pun demikian dengan penguatan industri keuangan syariah dan sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.
Menurutnya, hingga kini belum ada SDM yang menguasai perbankan syariah sebaik perbankan konvensional, baik dari sisi aset maupun permodalan.
"Ini membuat diversifikasi bisnis pada bank sentral terbilang minim. Padahal, di Indonesia sudah 30 tahun memiliki bank syariah," ucap Sarmuji dalam RDP Komisi VI DPR bersama Kementerian BUMN dan BSI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Selasa (20/9).
BSI merupakan hasil merger antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan izin merger 3 bank syariah tersebut pada 27 Januari 2021 melalui surat nomor SR-3/PB.1/2021 dan secara resmi diizinkan pendiriannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), 1 Februari 2021.
BSI hingga kini memiliki cabang lebih dari 1.300 se-Indonesia dan infrastruktur digital yang baik. Pun menjadi bank terbesar ke-7 di Indonesia dengan total aset mencapai Rp277 triliun per Juni 2022.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per Desember 2021, komposisi pemegang saham BSI terdiri dari PT Bank Mandiri Tbk sebesar 50,83%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 17,25%, dan sisanya adalah pemegang saham, termasuk publik yang masing-masing di bawah 5%, yaitu sebanyak 7,08%.
Sarmuji melanjutkan, perubahan status BSI ke bank BUMN diharapkan menjadi energi baru pembangunan ekonomi nasional dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas.
"Adanya BSI juga bisa menjadi cermin wajah perbankan syariah di Indonesia yang lebih modern, universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam atau rahmatan lil'alamiin," tuturnya.
Pada kesempatan sama, Sekretaris Kementerian BUMN, Susyanto, mengatakan, BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia. Dia mengklaim, BSI memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian syariah, apalagi jumlah penduduk muslim RI sangat besar.
"Inilah yang kami yakini dan kami mendorong agar BSI bisa masuk ke-10 besar bank syariah di dunia. Ini jadi target yang akan kami kejar karena saat ini BSI ada di peringkat 14 dunia," ucapnya.