close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Foto Antara/Astrid Faidlatul Habibah.
icon caption
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arviyan Arifin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Foto Antara/Astrid Faidlatul Habibah.
Bisnis
Rabu, 04 Maret 2020 14:00

Bukit Asam raup laba bersih Rp4,1 triliun pada 2019

Produksi batu bara Bukit Asam meningkat meskipun harga pasar lesu.
swipe

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp4,1 triliun pada tahun 2019 di saat industri sedang menghadapi tren pelemahan harga batu bara.

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. Arviyan Arifin menuturkan nilai Ebitda perseroan juga tercatat sebesar Rp6,4 triliun. Menurut dia, pencapaian tersebut karena kinerja operasional yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2019.produksi batu bara mengalami kenaikan 10,2% atau naik 29,1 juta ton.

“Kami mampu mencatatkan hal positif saat batu bara sedang tren pelemahan harga secara global,” kata  Arviyan Arifin saat konferensi pers capaian perusahaan, di Jakarta, Rabu (4/3).

Sementara itu, PTBA meraup pendapatan usaha tercapai sebesar Rp21,8 triliun atau naik 3% dari tahun 2018 di mana sebelumnya mencatatkan Rp21,2 triliun. Pendapatan tersebut terdiri dari penjualan batu bara domestik sebesar 57%, penjualan ekspor 41%, dan sisanya dari aktivitas penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

“Untuk strategi kami utamanya sepanjang 2019 hanya menerapkan efisiensi dari operasional perusahaan, di mana saya rasa hal tersebut cukup untuk mendongkrak pencapaian,” katanya.

Selain itu, kapasitas angkutan batu bara juga mengalami kenaikan menjadi 24,2 juta ton atau naik 7% dari tahun 2018. Kenaikan tersebut juga didorong dari dampak penjualan batu bara sebesar 27,8 ton atau naik 13% dari sebelumnya.

Berbagai strategi pemasaran juga dilakukan untuk meningkatkan kinerja perseroan. Di antaranya adalah ekspansi ke pasar potensial yaitu Jepang, Hong Kong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta penetrasi pasar baru antara lain Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja. (Ant)

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan