close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Foto Ist.
icon caption
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Foto Ist.
Bisnis
Rabu, 26 Maret 2025 16:00

Buku Ekonomi Kita: Keyakinan baru dalam menyikapi tantangan ekonomi

Buku Ekonomi Kita menjadi pelengkap bagi laporan fiskal yang biasa dipublikasikan melalui APBN KiTa.
swipe

Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan informasi ekonomi yang transparan dan strategis bagi masyarakat. Kali ini, publik mendapatkan tambahan referensi penting dengan hadirnya Buku Ekonomi Kita, yang diterbitkan pada Selasa, (25/3). Buku ini menjadi pelengkap bagi laporan fiskal yang biasa dipublikasikan melalui APBN KiTa, memberikan perspektif lebih luas terhadap perekonomian nasional.

Disusun oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Sekretariat Kabinet (Setkab), dan Kantor Komunikasi Kepresidenan, buku ini menggambarkan kondisi ekonomi Indonesia secara komprehensif dan menjadi dasar untuk merancang strategi menghadapi tantangan ekonomi ke depan.

“Kami optimistis melihat data-data yang ada. Semoga membawa manfaat positif,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (26/3).

Membaca arah ekonomi Indonesia

Dengan 105 halaman yang terbagi dalam empat bab utama, Buku Ekonomi Kita memberikan gambaran lengkap tentang situasi ekonomi terkini dan proyeksi ke depan.

Bab I menyajikan realisasi ekonomi Januari hingga Maret 2025, termasuk perbandingan dengan negara-negara G20 dan ASEAN, harga pangan, produksi padi, hingga realisasi diskon tarif listrik.

Kemudian bab II mengulas outlook ekonomi Indonesia April hingga Juni 2025, membantu pelaku usaha dan investor memahami tren ekonomi jangka pendek. Bab III menyoroti outlook ekonomi tahunan, termasuk dampak kebijakan unggulan seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam menekan angka kemiskinan dan kesenjangan sosial. Selain itu, buku ini membahas implementasi devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA) serta pengembangan sektor bulion dan bank emas yang semakin memperkuat fundamental ekonomi nasional.

Terakhir, bab IV menyajikan proyeksi ekonomi lima tahun ke depan, menjadi acuan dalam merancang kebijakan jangka panjang yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Mendorong transparansi

Buku ini menghadirkan berbagai indikator ekonomi penting, seperti arus modal ke Surat Berharga Negara (SBN), posisi cadangan devisa, permintaan kredit perbankan, dan surplus neraca perdagangan. Selain itu, data terkait pencairan tunjangan hari raya (THR) dan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga dipaparkan untuk menunjukkan kondisi daya beli masyarakat dan dukungan pemerintah bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Meskipun berbeda dengan APBN KiTa yang lebih menitikberatkan pada postur anggaran negara, Buku Ekonomi Kita tetap menyajikan isu-isu fiskal yang strategis. Salah satu yang disorot adalah perkembangan Core Tax Administration System (CTAS) atau sistem inti perpajakan yang tengah mengalami tantangan teknis. Buku ini menyoroti pentingnya modernisasi sistem perpajakan untuk meningkatkan efisiensi dan kepatuhan pajak di Indonesia.

Hadirnya Buku Ekonomi Kita mencerminkan keyakinan pemerintah dalam menghadapi tantangan ekonomi dengan strategi yang berbasis data. Dengan cakupan yang luas dan pembahasan yang mendalam, buku ini menjadi referensi penting bagi akademisi, investor, pengambil kebijakan, hingga masyarakat umum dalam memahami dinamika ekonomi nasional.

Indonesia terus bergerak maju dengan kebijakan ekonomi yang inklusif dan berbasis data. Dengan adanya buku ini, diharapkan semakin banyak pihak yang dapat berkontribusi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan