Kapal pertama yang membawa beras impor yang ditugaskan kepada Bulog sudah tiba di pelabuhan Indonesia. Impor sebanyak 500 ribu ton beras itu diperkirakan akan tuntas sampai akhir Juni tahun ini. Beras diimpor dari Vietnam, Thailand, India, dan Pakistan.
Kepala Divisi Pengadaan Pangan Lain Bulog Yayat Hidayat Fatahilah menjelaskan, impor 500 ribu ton beras dari kuota 2 juta ton itu harus segera didatangkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Yaitu menyalurkan bantuan sosial beras untuk 21,3 juta keluarga dengan alokasi 10 kg/bulan. Durasi penyaluran selama tiga bulan, yakni Maret hingga Mei.
"Karena kebutuhan yang mendesak, maka dari alokasi kuota 2 juta impor harus masuk segera 500 ribu ton. Kuota 2 juta ton ini akan dievaluasi seiring waktu. Kalau pemasukan beras dalam negeri menggembirakan, tentu tidak harus dieksekusi semua," kata Yayat dalam Alinea Forum bertajuk "Memperkuat CBP dari Pengadaan Dalam Negeri", Senin (17/4).
Saat ini, stok beras di Bulog sebanyak 280 ribu ton beras. Itu berupa cadangan beras pemerintah (CBP) dan beras komersial. Jumlah ini, jelas Yayat, tidak cukup untuk memenuhi penyaluran tiga bulan bansos beras yang mencapai 640-an ribu ton.
Yayat menjelaskan, Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2023 pada 9 Januari 2023 menugaskan Bulog mengelola stok CBP selama setahun dengan total 2,4 juta ton. Di akhir 2023, Bulog diminta mengelola stok CBP minimal 1,2 juta ton.
Untuk memenuhi target tersebut, urai Yayat, Bulog melakukan pengadaan antara lain melalui penyerapan reguler atau sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP). Yaitu gabah kering panen (GKP) di petani Rp5.000 per kilogram (kg) dengan syarat kadar air maksimal 25% dan kadar hampa maksimal 10%.
Lalu, GKP di penggilingan Rp5.100 per kg dengan kadar air maksimal 25% dan kadar hampa 10%. Kemudian gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per kg dengan kadar air maksimal 14% dan kadar hampa maksimal 3%, serta GKG di gudang Bulog senilai Rp6.300 per kg dengan kadar air maksimal 14% dan kadar air hampa maksimal 3%.
Sedangkan untuk beras di gudang Bulog ditetapkan Rp9.950 per kg dengan derajat sosoh minimal 95%, kadar air maksimal 14%, butir patah maksimal 20%, dan butir menir maksimal 2%.
"Baik gabah maupun beras harganya sudah mengalami kenaikan signifikan dibandingkan HPP sebelumnya. Naik sekitar 19% lebih, seperti GKG yang sebelumnya Rp4.300/kg, kemudian beras yang sebelumnya Rp8.300/kg sekarang Rp9.950/kg," ujar Yayat.
Saat ini, urai Yayat, gabah dan beras harganya di atas HPP. Pada awal 2023 harga GKP mencapai Rp5.837 per kg, harga menurun seiring musim panen yang puncaknya di Maret 2023. Harga GKP di Maret menjadi Rp5.274 per kg, namun masih di atas HPP.
Karena harga gabah dan beras di atas HPP, Bulog sebenarnya bisa melakukan pengadaan dengan harga fleksibilitas atau di atas HPP. Namun, jelas Yayat, kebijakan ini perlu dipertimbangkan dengan matang karena dampaknya luar biasa.
Salah satunya, saat Bulog menetapkan harga fleksibilitas lebih tinggi dari harga pasar, maka harga pasar perlahan ikut naik. Sehingga fleksibilitas menjadi tidak efektif.