close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar berbicara dalam sebuah kegiatan, Jakarta, Senin (6/4). Foto Antara/HO/Humas Kemendes PDTT
icon caption
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar berbicara dalam sebuah kegiatan, Jakarta, Senin (6/4). Foto Antara/HO/Humas Kemendes PDTT
Bisnis
Minggu, 10 Mei 2020 14:33

BUMDes di Buton Utara targetkan ekspor kopra putih

Untuk tahap awal, telah diekspor sebanyak 12 ton kopra putih dengan nilai total sebesar Rp110 juta dan akan meningkatkan menjadi 100 ton.
swipe

Buton Utara, Sulawesi Tenggara menargetkan dapat mengekspor komoditas kopra putih hingga 100 ton per bulan atau senilai Rp1,2 miliar, untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Target tersebut dijalankan langsung oleh Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) yang dibentuk oleh Bumdes setiap desa, kepada mitra mereka di luar negeri.

"Yang menarik, ekspor dijalankan langsung oleh Bumdesma kepada mitranya di luar negeri. Kali ini ekspor dilayangkan ke Cina, dan segera ditambah dengan ekspor ke India dan Bangladesh," kata Menteri Desa Abdul Halim Iskandar, dalam keterangan resmi, Minggu, (10/5).

Untuk tahap awal, telah diekspor sebanyak 12 ton kopra putih dengan nilai total sebesar Rp110 juta dan akan meningkatkan menjadi 100 ton di bulan-bulan berikutnya.

"Nilai eskpor saat ini berkisar di posisi Rp110 juta, namun pada bulan-bulan berikutnya akan meningkat di atas Rp1,2 miliar perbulan," ujarnya.

Untuk mendorong terealisasinya target tersebut, Kementerian Desa telah menggandeng PT Inacom dan Codiac.id selaku mitra pendampingan Inacom.id.

Pihak ini, lanjutnya, akan mendampingi para petani kopra mulai dari perbaikan pengolahan lahan, pengelolaan kebun kopra yang lebih terfokus, hingga pengolahan kelapa lebih lanjut. 

Teknologi tepat guna yang dipraktikkan ialah menggunakan solar dryer dome yang mampu meningkatkan kualitas kopra hingga siap ekspor.

"Hasil kopra petani dibeli Bumdes dan Bumdesma, yang kini bertindak sebagai pemodal awal dengan kekayaan dari dana desa dan sumbangan lain," ujarnya.

Selain itu, dengan program ini pendapatan para petani kini meningkat. Sebelumnya, harga yang diterima petani ialah Rp500 per butir kelapa. Kini, kopra putih meningkatkan pendapatan mereka senilai rata-rata Rp1.200 per butir kelapa. 

Tenaga kerja yang terserap juga meningkat hampir dua kali lipat. Berbagai mitra luar negeri yang semula berbisnis dengan Inacom kemudian dikenalkan kepada Bumdesma. Pada titik inilah muncul kontrak jual beli langsung antara mitra luar negeri dan Bumdesma Buton Utara. 

Potensi Buton Utara yang dikembangkan lebih lanjut bersama-sama berbasis industri dan korporasi desa mencakup komoditas mente (7.000 hektare), kelapa 6.500 hektare (melalui industri coconut oil, VCO dan kopra putih).

Lalu, rumput laut 1.000 ha eksisting, berikut tambahan perluasan potensial 7.000 hektare, serta beras organik varietas lokal hitam dan merah seluas 1.000 hektare.

img
Nanda Aria Putra
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan