Kementerian BUMN merealisasikan pembentukan BUMN fund bernama PT Bandha Investasi Indonesia guna mendukung pembangunan proyek infrastruktur negara yang berkelanjutan.
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan, PT Bandha Investasi Indonesia merupakan perusahaan patungan sektor non publik. Fungsinya untuk menjembatani kebutuhan pendanaan proyek infrastruktur dengan investor potensial, baik dari BUMN maupun perusahaan swasta.
"Pembangunan infrastruktur harus terus digenjot demi membawa Indonesia menjadi lebih baik lagi ke depannya," ujar Rini, Kamis (28/6) di Jakarta.
Salah satu tujuan pemerintah membangun infrastruktur yakni, mengurangi biaya logistik serta meningkatkan konektivitas antar wilayah. Tidak hanya berupa dukungan fisik, BUMN juga didorong berpartisipasi dalam pembiayaan.
Modal awal PT Bandha Investasi Indonesia hanya Rp 30 miliar sampai 40 miliar. Dalam waktu dekat diharapkan bisa ditambah menjadi Rp 100 miliar. Sedangkan asetnya diharapkan bisa berada dikisaran US$10 miliar pada 2022.
Seperti diketahui, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk periode 2014 - 2019, Pemerintah menargetkan meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6% dengan membangun pembangkit. Dengan begitu, kapasitas listrik nasional bisa mencapai 71.000 megawatt (MW) pada akhir 2019. Pemerintah telah berhasil meningkatkan kapasitas listrik melampaui 54.000 MW pada tahun lalu.
Pemerintah juga akan mengembangkan lima pelabuhan utama, memperbesar 10 bandara serta membangun jalan tol sepanjang 1.800 kilo meter. "Tentunya untuk membiayai seluruh proyek infrastruktur ini tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah dan BUMN semata. Namun juga partisipasi swasta serta investor lainnya," ujar Rini.
Dalam kesempatan yang sama, Presdien Direktur PT Bandha Investment Indonesia, Marciano H Herman menyampaikan, skema untuk para investor nantinya bersifat qualified institutional buyer (QIB) atau berupa badan usaha. Investasinya pun akan dibuat sedemikian fleksibel.
Pembiayaan yang dikelola PT Bandha Investment Indonesia bisa berupa portofolio effect dan investasi langsung. Bisa juga instrument ekuitas, maupun surat utang jangka panjang atau pendek. "Semuanya akan dibahas dalam investment komite para pemegang saham atau pemilik dananya. Nanti dibantu expert dari perusahaan-perusahaan itu sendiri," jelas Marciano.
Marciano menargetkan aset perusahan mencapai Rp 1,8 triliun dengan 114 proyek dalam beberapa tahun ke depan. Manajemen belum bisa memutuskan proyek mana saja yang akan dikerjakan karena harus ada proses analisa dan disepakati komite pemegang saham dan pemilik dana dari investor.
Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam membentuk PT Bandha Investment Indonesia di antaranya, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan PT Danareksa (Persero) melalui anak usaha masing-masing membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola BUMN fund. Beberapa calon pemegang saham, antara lain, Asuransi Jasindo, ASABRI, Jasa Raharja, Taspen, Askrindo dan Jamkrindo.
Melalui skema BUMN fund ini, percepatan pembangunan nasional diyakini bisa terlaksana sehingga geliat perekonomian semakin kuat.