Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat program Merah Putih dalam akselerasi generasi digital. Demi mencapai visi Indonesia Emas di tahun 2045.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa saat ini pemerintah mempunyai visi untuk mencapai target 2045, digerakkan oleh ekonomi digital dan industri 4.0.
“Tadi disampaikan juga membentuk ekosistem ini sangat penting sekarang. Tidak bisa kita berdiri sendiri, Kita membuat Merah Putih dan fokus kepada unicorn dan calon unicorn,“ ujar Erick Thohir dalam konferensi pers, dalam gelaran Akselerasi Generasi Digital, Rabu (15/12/2021).
Erick memastikan Merah Putih Fund akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Langkah Initial Public Offering (IPO) dilakukan setelah lembaga pendanaan perusahaan rintisan itu diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 17 Desember 2021, pekan ini.
Rencananya, pencatatan ini akan ada di pasar modal sejalan dengan target pemerintah atas keterlibatan swasta nasional terhadap pengelolaan lembaga keuangan baru negara.
"Saya sangat optimistis, apalagi dapat dukungan langsung Bapak Presiden, bahkan beliau punya visi yang lebih besar lagi ketika secara korporasi beliau sudah berbicara e-government. Ini hal yang saya rasa kita harus lakukan program ini bisa berjalan dan insya Allah dijalankan," ungkap Erick.
Rencananya, dalam beberapa tahun ke depan setidaknya ada 25 start-up baru. Saat ini Indonesia baru mencatatkan lima perusahaan rintisan dengan menggalang dana US$300 juta untuk tahap pertama dari sejumlah BUMN yaitu Bank BRI Tbk, Bank Mandiri Tbk, Telkom Indonesia Tbk, Telkomsel, dan Bank Negara Indonesia Tbk. Ke-5 perusahaan tadi terbuka untuk menerima partisipasi dari BUMN ke investor di Indonesia.
Di kesempatan yang sama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan Indonesia saat ini mempunyai peran penting dalam ekonomi digital di Asia tenggara dan dunia di tahun 2045.
“Nilai ekonomi digital indonesia sangat menjanjikan karena diperkirakan mencapai US$124 miliar pada tahun 2025. Setara dengan 40% total nilai ekonomi di Asia Tenggara. Saat ini Indonesia memiliki start-up sebanyak 2229, kelima terbesar di dunia," ungkap Presiden.
Ia menambahkan Indonesia memiliki pasar digital yang sangat besar karena setiap tahunnya perkembangan kenaikannya fluktuatif.
“Sekali lagi, angka nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$70 miliar di tahun 2021, US$47 miliar di 2020 dan US$40 miliar tahun 2019 naik secara cepat selama pandemi. Belum lagi dipercepat adanya logistik naik 60%," papar Jokowi.
Dia menambahkan saat ini konsumen e-money pun meningkat hingga 55% per Oktober dibandingkan Oktober tahun lalu 31% (yoy).
Dia menambahkan bahwa 10-15 tahun lagi semua aktifitas akan lebih mudah menggunakan kemajuan dunia digital. Maka kata dia, semuanya perlu disiapkan strategi agar tidak tertinggal jauh oleh negara-negara lain. Indonesia sendiri sudah memiliki 2319 start-up dan 7 unicron yang di dorong akan menjadi decacron.
Demikian sebagai tambahan informasi, Kementerian BUMN juga terus mendorong investasi perusahaan pelat merah menjadi unicorn. Sektor-sektor yang dibidik cukup beragam, baik fintech, e-commerce, edutech, hingga pertanian.
Dengan dukungan program Merah Putih Fund, inisatif BUMN untuk mendukung Akselerasi start-up lokal yang berpotensi mencari Unicorn melalui kolaborasi bisnis dan modal akan membuat Indonesia menjadi pemain bukan pasar.
Selanjutnya program Indonesia Tribe sebagai salah satu dukungan pendiri calon start-up dan pengusaha digital di Indonesia fokus pada akselerasi kompetensi talenta digital. Program ini menjadi penggerak dan pencipta yang dilakukan melalui pelatihan digital skill dan mindset berkolaborasi menciptakan solusi digital di berbagai sektor.
Akselarasi generasi digital BUMN ini juga didukung Kementerian Pendidikan, Budaya dan Riset RI ( Kemendikbud) melalui microcredential yaitu Progam magang bersertifikat dan studi independen yang menjadikan kampus merdeka. Akselerasi generasi digital ini untuk ekonomi digital yang kompetitif, berdaulat dan mandiri.
Di sektor-sektor tersebut sangat potensial bagi BUMN. Oleh karena itu, pemegang saham tak ingin menunggu lama untuk menggelontorkan dana ke dalam saham perusahaan rintisan tersebut. Menjadikan ekonomi digital Indonesia kompetitif, berdaulat dan mandiri.
Upaya penguatan dan pengembangan start-up dalam negeri tidak saja dilakukan melalui pendirian modal ventura atau investasi perusahaan pelat merah. Pemerintah juga akan mendorong pendirian start-up yang dilakukan anak muda dengan startegi.