Rantai pasok pangan global masih belum sepenuhnya normal hingga saat ini. Akibatnya, harga komoditas pangan impor masih perlu menjadi perhatian.
Diketahui, harga komoditas pangan impor menunjukkan tren penurunan. Namun, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono, mengingatkan, ketidakpastian kondisi global masih tinggi sehingga harus terus diwaspadai dampaknya yang mungkin terjadi di dalam negeri.
"Perlu kita waspadai adalah utamanya terkait dengan harga pangan secara internasional yang merupakan komoditas impor. Kalau dilihat dari trennya, meskipun cenderung turun, tapi karena ketidakpastiannya masih tinggi dan levelnya tinggi, ini juga harus diwaspadai dampaknya terhadap harga-harga di dalam negeri,” katanya dalam pemaparannya secara daring, Kamis (1/9).
Margo menambahkan, nilai impor bahan baku sejak Januari 2020-Juli 2022 mengalami peningkatan, baik karena volume maupun harga, meskipun fluktuatif.
"Perkembangan impor bahan baku menunjukkan sinyal positif bagi ekonomi Indonesia karena menguatnya aktivitas di sektor industri, tapi pelemahan nilai tukar dan harga-harga internasional yang bergerak bisa menjadi beban bagi pelaku usaha di dalam negeri," tuturnya.
Lebih lanjut, Margo menyampaikan, pasokan komoditas hortikultura di dalam negeri yang menyebabkan inflasi segera pulih lantaran mulai memasuki musim panen, Agustus 2022. Ini diyakininya bakal memengaruhi pergerakan harga dan inflasi.
"Beberapa komoditas yang membuat inflasi sudah mulai panen, seperti bawang merah di Nganjuk, Probolinggo, dan Demak. Lalu, komoditas cabai di Kediri dan Blitar," pungkas Margo.