close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
ilustrasi. foto Pixabay
icon caption
ilustrasi. foto Pixabay
Bisnis
Kamis, 08 September 2022 10:17

Cadangan devisa Indonesa per Agustus 2022 stagnan US$132,2 miliar, baik atau buruk?

Yang mempengaruhi posisi cadev di level stagnan dipengaruhi antara lain oleh penerimaan pajak dan jasa
swipe

Bank Indonesia (BI) mencatatkan cadangan devisa (cadev) Indonesia hingga akhir Agustus 2022 masih tinggi dan sama dengan bulan sebelumnya yaitu US$132,2 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyebutkan yang mempengaruhi posisi cadev di level stagnan dipengaruhi antara lain oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, di tengah kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Rabu (7/9).

Melihat cadangan devisa pada jumlah tersebut, BI menilai hal ini bisa mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

BI juga memproyeksikan cadev ke depannya akan tetap memadai, ini karena dukungan stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Ekonom Centre of Economic Reform (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai, stagnannya posisi cadev bukanlah hal buruk, bahkan bisa disebut cukup baik karena artinya pemerintah tidak melakukan utang luar negeri.

"Ketika pemerintah tidak banyak melakukan utang ke luar negeri, maka penerimaan cadev tidak cukup besar dan cenderung stagnan," jelas Piter kepada Alinea.id, Kamis (8/9).

Seperti diketahui, fungsi utama cadev adalah untuk membayar kewajiban luar negeri pemerintah dan juga untuk intervensi stabilisasi rupiah. Selain itu sumber utama penerimaan cadev utamanya berasal dari utang luar negeri dan bagi hasil konsesi pertambangan.

Lebih lanjut, menurut Piter cadev Indonesia cenderung menunjukkan tren stagnan hingga akhir tahun mendatang.

"Saya perkirakan cadev selama akhir tahun ini akan stagnan, tidak akan mengalami kenaikan, karena pemerintah tidak melakukan utang luar negeri," tandas Piter.

img
Erlinda Puspita Wardani
Reporter
img
Fitra Iskandar
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan