Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tidak cemas dengan stok beras. Pangkalnya, cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersedia di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mencapai 2 juta ton.
"Ada sudah yang di dalam gudang 1,6 juta [ton], dalam perjalanan 400.000 ton sehingga akan ada stok 2 juta [ton]. Biasanya stok kita itu hanya 1,2 juta [ton], normal," ujarnya usai meninjau gudang Bulog di Bogor dan Jakarta Utara, Senin (11/9).
"Ini kita memiliki 2 juta [ton]. Sehingga, kita tidak usah khawatir," imbuhnya.
Diketahui, harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, merujuk panel harga Badan Pangan, harga beras pada hari ini memecahkan rekor karena naik Rp60 ke Rp12.760/kg untuk jenis medium dan premium menjadi Rp14.390/kg.
Jokowi melanjutkan, pemerintah akan tetap melakukan impor sekalipun stok beras terkendali. Dalihnya, menekan kenaikan harga beras di pasar akibat El Nino.
"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok, harus [impor]. Itu harus untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El Nino," tuturnya, mengutip laman Sekretariat Kabinet (Setkab).
Lebih jauh, Jokowi mengungkapkan, telah berbicara dengan sejumlah pemimpin negara agar mengimpor beras ke Indonesia. Kini, tengah dilakukan negosiasi oleh Bulog guna memastikan terjadinya transaksi atau tidak.
"Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri Modi, dengan RRT juga dengan Premier Li. Stok kita sudah banyak, tapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa. Tidak untuk sekarang, tapi untuk plan tahun depan juga mengantisipasi," urainya.
Di sisi lain, Jokowi menyampaikan, Bulog setidaknya menyalurkan 210.000 ton beras tiap bulan untuk bantuan pangan. "Dan ini sudah dimulai terus, September, Oktober, November."