PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) diklaim bakal menjadi bank digital yang menguntungkan di industri perbankan. Adapun makna dibalik nama Allo Bank dijelaskan oleh pemegang saham utamanya, yakni Chairul Tanjung atau CT sapaan akrabnya.
CT menjelaskan, Allo Bank mempunyai filosofi satu untuk semua, semua untuk satu. Atau dalam bahasa Inggrisnya, all for one, one for all.
“Allo seperti sama-sama kita lihat, dari filosofi logonya itu singkatan all in one. Ada angka 1. Itu berarti one for all, all in one,” jelas Charul Tanjung di Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1), seusai membuka perdagangan pasar modal.
Filosofi yang terkandung di dalamnya mengacu pada sesuatu yang besar. Salah satunya terlihat dari ekosistem yang dibangun Allo Bank juga sangat kuat, karena Allo Bank selalu mengintegrasikan kesemua kebutuhan melalui digitalisasi.
“Kunci dari bank digital adalah di dalam ekosistem. CT Corp mempunyai ekosistem kuat dan fisik yang besar dari bisnis jaringan ritel Transmart, Metro dept, brand Hugo Buss, Furla dan di bidang F&B juga. Kami merasa memiliki ekosistem kuat. Tetapi di era digitalisasi sekarang kolaborasi adalah kunci. Sekuat apapun ekosistem perusahaan, butuh kerja sama dengan yang lain. Salah satunya dengan mengundang ekosistem untuk membangun Allo Bank," jelas dia.
Diketahui Allo Bank menggelar aksi korporasi penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue senilai Rp4,80 triliun. Rights issue tersebut bakal diserap tujuh investor strategis. Yaitu, CT Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro. Empat nama terakhir adalah unicorn di sektor teknologi dan ekonomi digital Tanah Air.
Makanya, CT mengatakan ekosistem miliknya paling komplet. Namun kekurangan dari fisik dan digital masih berpotensi tetap ada. Untuk itu, memerlukan kolaborasi dengan Bank Mega agar suatu ekosistem dapat sukses. Sebab Allo Bank hanya perusahaan yang berbentuk digital, sedangkan untuk penarikan melalui fisik dapat dilakukan dengan kartu Bank Mega.
“Kami beruntung punya Bank Mega karena koneksi bank digital dan konvensional adalah sesuatu yang penting agar bank digital bisa suskes. Membutuhkan kepercayaan agar bank digital bisa sukses di bisnisnya," pungsanya.
Dia menambahkan, setelah pembukaan, Allo Bank selalu menjaga performa perusahaan. Terutama dalam pelayanan customer, terlihat dari capaian Allo Bank yang mendapatkan 1 juta akun dalam minggu pertamanya.
Uji coba juga sudah dilakukan terhadap 43.000 customer yang melakukan uji coba aplikasi bank digital Allo Bank. Sebagiannya adalah karyawan CT Corp, yang menyumbang penambahan 200.000 akun baru per minggu ini.
Sementara Dirut BEI Inarno Djajadi menyampaikan, pandemi Covid-19 menyebabkan perubahan perilaku orang-orang Indonesia yang ingin semuanya serba cepat.
"Dengan pandemi ini, banyak pembatasan-pembatasan ruang gerak daripada kita semua. Yang mengakibatkan kita tidak boleh berhenti bekerja, berbisnis, melakukan transaksi. Maka transaksi terjadi, transformasi digital begitu cepat, ini menyebabkan apresiasi pasar terhadap digital bank lebih daripada bank konvensional," jelasnya.