close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Mantan Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim saat peluncuran buku berjudul 'FREEPORT: Catatan Pribadi Chappy Hakim' di Auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat, Senin (28/10). Alinea.id/Soraya Novika
icon caption
Mantan Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim saat peluncuran buku berjudul 'FREEPORT: Catatan Pribadi Chappy Hakim' di Auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat, Senin (28/10). Alinea.id/Soraya Novika
Bisnis
Senin, 28 Oktober 2019 21:23

Chappy Hakim bongkar alasan mundur dari kursi Dirut Freeport

Chappy Hakim tercatat menjadi Direktur Utama PT Freeport Indonesia paling singkat sepanjang sejarah.
swipe

 

Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim yang sempat menjabat sebagai Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) itu membeberkan alasannya undur diri dari perusahaan tambang emas terkemuka dunia itu.

Salah satu alasan terbesar yang membuatnya melepas jabatan bergengi itu lantaran dirinya gerah dianggap pengkhianat negara.

"Saat itu Freeport ingin arbitrase, saya bisa pastikan kalau arbitrase terlaksana sudah jelas Indonesia akan kalah. Makanya saya berhenti, dan ingin menyelamatkan bangsa," ujar Chappy Hakim dalam peluncuran buku miliknya berjudul FREEPORT: Catatan Pribadi Chappy Hakim di Auditorium Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Jakarta Pusat, Senin (28/10).

Selain itu, Chappy juga menceritakan kisah awal kesediaannya menerima posisi sebagai Presdir PTFI.

"Saya masuk Freeport di tengah turbulensi proses perpanjangan kontrak. Hanya beberapa saat setelah skandal 'papa minta saham' ramai diperbincangkan," katanya.

Sebagaimana diketahui, kasus 'Papa Minta Saham' merupakan skandal yang melibatkan mantan Ketua DPR Setya Novanto. Saat itu, Setya mencatut nama Presiden Jokowi terkait jatah saham PT Freeport.

Tak hanya itu, Chappy bahkan tak enggan menguak terkait kelemahan-kelemahan regulasi yang dipandangnya dapat menghambat investor untuk berinvestasi di Indonesia serta banyak poin penting lainnya mengenai isu investasi yang juga ia garisbawahi.

Semua pengalaman dan pandangannya terkait sistem kerja Freeport dan kaitannya terhadap pemerintahan saat ini, dituangkan Chappy dalam buku yang baru saja ia luncurkan.

Dia berharap, bukunya tersebut dapat memberikan kontribusi kepada para pengambil kebijakan di level mana pun tentang sisi-sisi mana yang masih memerlukan penyempurnaan agar Indonesia dapat tampil sebagai sebuah negara yang ramah investor.

"Regulasi yang jelas dan tegas serta urusan melalui satu pintu atau satu atap merupakan idaman para investor. Tanpa menurunkan martabat sebagai bangsa, keberadaan investor dapat dengan mudah diukur berdasar konstitusi, yaitu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," ucapnya.

Untuk diketahui, Chappy ditunjuk sebagai orang nomor satu di Freeport per 20 November 2016 lalu dan tak lama setelahnya mengundurkan diri pada Februari 2017. Tercatat, Chappy menjabat sebagai bos Freeport hanya sekitar 3 bulan dan menjadi periode tersingkat sepanjang sejarah PTFI.

img
Soraya Novika
Reporter
img
Sukirno
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan