Ekonom Universitas Indonesia Chatib Basri memperkirakan, proses pemulihan ekonomi Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 akan memakan waktu yang agak panjang. Pemulihan ekonomi Indonesia tidak akan berpola huruf V, melainkan huruf U.
"Kenapa agak panjang? Karena selama pandemi masih ada, skala ekonomisnya enggak mungkin beroperasi 100%, maksimum hanya 50%. Kalau bekerja 50%, enggak mungkin skala ekonomisnya akan dapat," kata Chatib dalam seminar nasional Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Kamis (3/9).
Jika pemulihan masih berjalan panjang, maka bisnis daringlah yang masih bisa berkembang. Apabila seperti ini, Chatib mengatakan peran peer-to-peer (P2P) lending menjadi penting.
Dia melanjutkan, fintek juga memiliki keunggulan berupa kecepatan dan scoring yang baik. Sehingga, pelaku bisnis seperti di segmen UMKM akan terbantu dengan akses digital ini.
"UMKM harus bisa punya akses lebih bagus. Mau tidak mau orang harus terhubung ke digital. Kalau punya akses lebih akan sangat menolong," ujarnya.
Meskipun demikian, Chatib mengatakan fintek masih belum mampu memuaskan seluruh penggunanya. Masih ada beberapa masalah yang dihadapi seperti bunga dan plafon yang lebih tinggi.
"Ke depannya kalau bunga bisa turun, pengguna akan lebih banyak dan itu akan terjadi. Saya melihat kalau nanti ditunjang, UMKM daerah yang jauh dari Jawa akan punya peluang, kalau tidak hanya akan terkonsentrasi di Jawa," tuturnya.