close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) arang batok kelapa selain untuk memenuhi permintaan pasar lokal juga diekspor ke Amerika, China, Malaysia dan Singapura sebagai bahan baku pembuatan briket, karbon aktif pada industri, penjernihan air serta kosmetik melalu
icon caption
Hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) arang batok kelapa selain untuk memenuhi permintaan pasar lokal juga diekspor ke Amerika, China, Malaysia dan Singapura sebagai bahan baku pembuatan briket, karbon aktif pada industri, penjernihan air serta kosmetik melalu
Bisnis
Senin, 17 September 2018 13:26

China negara tujuan ekspor utama Indonesia

China tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$16,6 miliar atau 15,27%
swipe

Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor pada Agustus 2018 sebesar US$15,82 miliar. Posisi ini turun 2,90% dibanding Juli 2018. Penurunan ekspor terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama. Namun, China masih negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Kepala BPS Suhariyanto, menjelaskan secara keseluruhan total ekspor ke tiga belas negara tujuan utama turun 2,94%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) pada Agustus 2018 mencapai US$1,5 miliar. 

"China tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$16,6 miliar atau 15,27%," jelas Suhariyanto di kantornya, Senin (17/9).

Lebih lanjut pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebutkan, komoditas utama yang diekspor ke China adalah lignit, batubara, dan minyak kelapa sawit.

Selain China, Amerika Serikat juga menempati negara kedua terbesar tujuan ekspor Indonesia. Nilainya sebesar US$11,7 miliar atau 10,78%. Diikuti Jepang dengan nilai US$ 11,2 miliar atau 10,28%.

Adapun penurunan ekspor migas dari Juli ke Agustus turun 3,27%. Penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya ekspor hasil minyak 10,01% dan ekspor gas 22,75%.

"Sedangkan ekspor minyak mentah naik 46,01%," jelasnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (17/9). 

Sementara, untuk ekspor nonmigas pada Agustus 2018 mencapai US$14,43 miliar, turun 2,86% dibanding Juli 2018. Penurunan ekspor nonmigas terjadi pada bahan bakar mineral yaitu biji kerak dan abu logam.  

Ekspor Indonesia pada Agustus 2018 masih didominasi oleh sektor industri pengolahan yang berkontribusi 72,14%.

"Sementara industri pertanian masih kecil dengan kontribusi 1,82%," ujarnya. 

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari sampai Agustus 2018 mencapai US$120,10 miliar atau meningkat 10,39% dibanding periode yang sama 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$108,69 miliar atau meningkat 10,02%.

Sementara, menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari sampai Agustus 2018 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$20,22 miliar (16,83%), diikut Jawa Timur US$12,74 miliar (10,61%) dan Kalimantan Timur US$12,18 miliar (10,14%).

Sumber BPS

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan