Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ahmad Helmy Fuady memprediksi Cina dalam waktu singkat telah menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia. Negeri tembok besar ini disebut telah muncul sebagai sebuah kekuatan yang sangat besar.
Peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR) LIPI, Ahmad Helmy Fuady dalam seminar bertajuk Indonesia dalam Pusaran Global: Menghadapi Tantangan Game of Thrones, di Gedung LIPI, Jakarta pada Jumat (15/12) menjelaskan pada tahun 2001 masih belum banyak negara bekerja sama dengan Cina. Namun 15 tahun berselang ternyata Cina telah mampu menjadi pusat perdagangan dunia.
"Pada tahun 2016 terlihat bagaimana China jadi pusat dari perdagangan dunia," kata Helmy.
Salah satu buktinya adalah besarnya porsi produk domestik bruto (PDB) Cina terhadap jumlah PDB seluruh dunia. Saat ini Cina sudah sekitar 15% GDP-nya dibanding GDP dunia.
Cina pun telah melakukan ekspansi bisnis di Afrika. Ia mencontohkan salah satunya di wilayah Afrika, tulisan berbahasa Cina terdapat di banyak tempat yang menunjukkan besarnya kerja sama antara kedua negara.
Helmy juga menceritakan bahwa di beberapa negara Asia Tenggara, infrastruktur yang dibangun banyak yang berasal dari negara Cina. Kota-kota perbatasan Vietnam, Thailand, dan sebagainya menunjukkan kalau infrastruktur Cina itu masuk begitu pesat ke sana.
Pihaknya meminta pemerintah agar melakukan upaya penguatan produk ekspor dan meningkatkan kerja sama bilateral untuk bersaing dengan ekspansi agresif yang dilakukan oleh Cina.
Ada hal penting sebenarnya yang perlu dilakukan di internal di domestik tentang diversifikasi produk yakni bagaimana penguatan produk supaya lebih dengan teknologi yang lebih tinggi.
Jadi yang dilakukan Indonesia juga menambah free trade agreement begitu juga dengan bilateral trade agreement yang saat ini coba dilakukan oleh Indonesia. (Ant)