Ciputra dan warisan semangat membangun hunian serta kemanusiaan
Ratusan pengembang properti yang tergabung dalam asosiasi Real Estate Indonesia (REI) mengawali Musyawarah Nasional XVI dengan mengheningkan cipta. Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada pengembang properti tanah air Ciputra yang meninggal dunia hari ini.
Ciputra merupakan pendiri Ciputra Group, salah satu perusahaan properti tertua di Indonesia. Dia juga pendiri REI, yang kini menjadi organisasi pengembang terbesar di Indonesia. Bukan hanya itu, Ciputra juga menjadi presiden persatuan pengembang dunia yang pertama dari Indonesia.
Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata atau Eman, dalam sambutannya mengenang Ciputra sebagai orang pertama yang meletakkan fondasi menjadi pengusaha sekaligus investor di bidang properti.
"Beliau adalah orang pertama yang meletakkan platform bagaimana dasar-dasar menjadi pengusaha properti, bagaimana seseorang itu menjadi investor di bidang real estate, termasuk bagaimana menjaga kualitas bangunan," ucapnya di Jakarta, Rabu (27/11).
Eman juga selalu mengingat pesan yang disampaikan oleh Ciputra untuk mengubah sesuatu yang tidak berharga menjadi bernilai tinggi, yang selalu diingatnya sebagai developer.
"Sering beliau sampaikan seorang developer adalah 'mengubah sampah menjadi emas', sesuatu yang tidak bernilai diubah menjadi yang sangat bernilai dan bermanfaat untuk orang banyak," ujarnya.
Semangat tersebut, lanjutnya, tidak hanya berlaku untuk bisnis properti, tetapi juga dalam membuka lapangan pekerjaan demi menjaga pertumbuhan ekonomi.
"Beliau juga seorang panutan, saya kira secara knowledge, secara bisnis, dan secara perilaku bagaimana seorang developer bekerja, bertata krama, itu menjadi panutan kita semua," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil mengatakan Ciputra merupakan pionir pengembangan real estate di Indonesia.
Dia pun mengatakan, Ciputra telah meletakkan sebuah capaian yang monumental dalam sejarah properti di tanah air.
"Kontribusi beliau dengan Ciputra Grup untuk pembangunan perumahan dan hunian cukup monumental. Semoga arwah beliau mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan," ujarnya.
Sofyan pun mengenang semangat Ciputra dalam pengembangan pendidikan. Ciputra fokus untuk mendidik para calon-calon pemimpin muda dengan membangun Universitas Ciputra. Apalagi, komitmen Ciputra dalam pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Pertama saya ingat adalah semangat beliau dalam mendidik orang-orang muda. Beliau punya Universitas Ciputra beliau juga punya pengembangan pengusaha UKM," jelasnya.
Seni dan wirausaha
Ciputra seorang turunan Tionghoa dengan nama lahir Tjie Tjin Hoan. Ia lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, pada 24 Agustus 1931. Dia menikahi Dian Sumelar dan dikaruniai empat anak yakni Rina Ciputra Sastrawinata, Junita Ciputra, Cakra Ciputra, dan Candra Ciputra.
Ciputra mengawali kariernya di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Ciputra bekerja di Jaya Group sebagai direksi sampai dengan usia 65 tahun, dan setelah itu sebagai penasihat.
Di perusahaan tersebut, Ciputra membangun maha karya proyek Taman Impian Jaya Ancol. Hingga kini wana wisata itu bisa dinikmati seluruh warga Jakarta bahkan Indonesia.
Kemudian, Ciputra mendirikan Metropolitan Group bersama dengan Sudono Salim (Liem Soe Liong), Sudwikatmono, Budi Brasali dan Ibrahim Risjad. Perusahaan ini membangun perumahan mewah Pondok Indah dan kota mandiri Bumi Serpong Damai.
Ciputra kemudian mendirikan grup perusahaan keluarga, Ciputra Group pada 1981. Ciputra Group memiliki lima lini usaha yakni real estate, kesehatan, media dan telekomunikasi, broker, serta asuransi.
Selain sebagai pengusaha, Ciputra juga dikenal sebagai seorang filantropis. Ciputra sangat peduli dengan kemanusiaan dan pendidikan. Untuk itu, ia mengembangkan sekolah serta Universitas Ciputra.
Universitas Ciputra menitikberatkan pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship). Dengan sekolah ini, Ciputra menyiapkan para lulusannya menjadi pengusaha. Dia mengajarkan empat hal dasar yang berhubungan erat dengan entrepreneurship yakni ide, impian, visi dan konsep.
Dengan demikian, Ciputra dikenal sebagai sosok penyebar entrepreneurship di Indonesia. Dalam setiap kesempatan, ia selalu menanamkan pentingnya kewirausahaan untuk membuat bangsa Indonesia maju.
Bapak empat anak ini juga sangat menyukai seni. Dia mengagumi lukisan Affandi dan Hendra Gunawan. Untuk itu, pada 2014 dia membangun Ciputra Artpreneur, pusat pameran seni dan pengembangan entrepreneur, di kawasan terpadu Ciputra World, Kuningan, Jakarta Selatan.
Untuk mengelola Artpreneur ini, Ciputra menunjuk putri sulungnya, Rina Ciputra Sastrawinata. Selain sebagai pengusaha, Rina juga dikenal sebagai kolektor, pemerhati dan pelindung seni kontemporer. Pada 2012, ia menjalin kerja sama di bidang seni Indonesia dan Italia.
Ciputra telah mendapatkan penghargaan dari Presiden Republik Indonesia antara lain Tanda Kehormatan Satyalencana dalam bidang Pembangunan, Tanda Kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial, dan Tanda Kehormatan Satyalencana Pembangunan dalam Pengembangan KUD & Pengusaha Kecil.
Secara keseluruhan, Ciputra menerima lebih dari 80 penghargaan dari berbagai institusi nasional dan internasional lainnya.
Orang terkaya Indonesia
Sebagai pengusaha properti, Ciputra telah masuk berkali-kali ke dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Majalah Forbes.
Mengutip Forbes, Ciputra memiliki kekayaan hingga US$1,3 miliar atau setara dengan Rp18,2 triliun (kurs Rp14.000). Pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah ini menempati posisi ke-27 daftar orang terkaya Indonesia pada 2018.
Kekayaan Ciputra sendiri bergerak naik turun sejak 2013. Pada 2013, Forbes mencatat Ciputra memiliki kekayaan hingga US$1,5 miliar. Ia pun menempati posisi ke-15 dalam daftar orang terkaya Indonesia pada 2013. Menurut catatan Forbes, Ciputra melalui Ciputra Development memiliki proyek di 33 kota di Indonesia.
Pundi-pundi kekayaan Ciputra diperoleh dari grup perusahaan keluarga yang dimilikinya, Ciputra Group. Grup usaha ini melantai di bursa (go public) pada 1994, dengan perusahaan induk PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), serta dua anak perusahaan PT Ciputra Surya Tbk. (CTRS), dan PT Ciputra Property Tbk (CTRP).
Ciputra Group memiliki lima lini usaha yakni real estate, kesehatan, media dan telekomunikasi, broker, serta asuransi. Berbagai proyek besar sudah diluncurkan di bawah divisi real estate seperti Citraland, Citra Garden City, Ciputra Mall, dan Ciputra World.
Dari catatan Alinea.id, pada kuartal III-2019, Ciputra Development membukukan pendapatan sebesar Rp4,655 triliun. Pendapatan ini turun 0,7% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,69 triliun.
Emiten berkode CTRA ini pun mencatatkan penurunan laba bersih 29,4% menjadi Rp409 miliar hingga kuartal III-2019, dari Rp579 miliar dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.