close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Tamu berada dalam kamarnya di salah satu hotel bintang lima di Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Ampelsa.
icon caption
Tamu berada dalam kamarnya di salah satu hotel bintang lima di Banda Aceh, Aceh, Jumat (3/4/2020). Foto Antara/Ampelsa.
Bisnis
Rabu, 08 April 2020 14:15

Covid-19 gerus tingkat hunian hotel di Bali dan Jakarta

Tingkat okupansi hotel di Bali anjlok hingga 40% pada Februari 2020.
swipe

Lembaga riset properti Colliers International Indonesia menyatakan tingkat hunian (okupnasi) dan tingkat rata-rata harga hotel di Jakarta dan Bali tergerus akibat pandemi Covid-19.

Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan data Colliers hingga akhir Februari 2020 menunjukkan telah ada penurunan tingkat okupansi, terutama untuk hotel di Bali.

Tingkat okupansi hotel (average occupancy rate/AOR) di Bali tercatat menurun hampir 30% secara month-to-month (mtm), dari 70% pada Januari 2020, menjadi 40% pada Februari 2020. Sementara, tingkat rata-rata harga (average daily rate/ADR) hotel di Bali secara mtm juga turut mengalami penurunan dari US$120 menjadi US$80.

"Bulan Februari industri hotel di Bali mengalami penurunan okupansi sejak pemerintah resmi menutup penerbangan dari dan ke China. Seperti diketahui, China masuk ke dalam tiga besar pangsa pasar pariwisata Bali," tutur Ferry dalam konferensi pers virtual Colliers Indonesia, dari Jakarta, Rabu (8/4).

Penurunan tingkat okupansi tersebut, lanjut Ferry, tidak mengikuti pola yang sudah ada selama ini. Ke depan, Ferry melihat tren penurunan okupansi maupun harga kamar akan turun lebih dalam lagi karena tamu domestik lebih memilih untuk tidak bepergian.

"ADR turun itu sudah terlihat. Karena sekarang ini banyak sekali hotel di Bali yang menawarkan paket beberapa hari menginap, dengan harga yang sangat murah. Mereka sudah mulai banting-bantingan harga," tutur Ferry.

Sementara, untuk tingkat hunian hotel di Jakarta, data Colliers International sampai Februari menunjukkan masih ada sedikit peningkatan menjadi 60%. Namun, ADR hotel di Jakarta mengalami penurunan menjadi US$60 pada Februari 2020.

"Data awal sampai Februari di Jakarta memang masih ada kegiatan koporasi, tingkat huniannya masih dalam tahap yang sama. Tapi Maret kami prediksi akan turun dan polanya tak lagi mengikuti yang sudah-sudah," ujarnya.

Ferry melanjutkan beberapa hotel di Jakarta memilih tutup dan beberapa lainnya mengalihkan fungsinya untuk menampung pekerja medis.

"Kalau ingin tetap buka dan menekan biaya operasional, hotel bisa mengumpulkan tamu di satu lantai sehingga bisa menekan biaya operasional. Tempat spa dan hal-hal lain yang sifatnya pelengkap sarana hotel bisa di non-aktifkan sementara," kata Ferry.

Pasokan baru

Lebih lanjut, Ferry mengatakan tidak banyak tambahan pasokan hotel baru yang masuk ke pasar pada kuartal I-2020. Ferry bilang belum ada pengembang hotel yang akan mengubah jadwal pembukaan hotel mereka selama Colliers Indonesia melakukan survei.

Namun, Ferry memperkirakan jika sampai pertengahan tahun tak ada perbaikan kondisi ekonomi, kemungkinan pembukaan hotel baru akan ditunda.

"Yang menjadi perhatian kami, apakah mereka bisa benar-benar buka selama 2020. Ini masih kita monitor terus," ujarnya.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan