close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
dok cowelldev.com
icon caption
dok cowelldev.com
Bisnis
Rabu, 28 November 2018 20:27

COWL masih optimistis dengan kinerjanya

Meskipun tidak mengeluarkan proyek anyar pada tahun ini, Cowell optimistis bisa memenuhi target pertumbuhan 10%.
swipe

PT Cowell Development Tbk. (COWL) optimistis mampu bertahan dengan baik di tengah lesunya kondisi perekonomian secara global.

Sektor properti diyakini tetap menjadi primadona sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan. Apalagi harga yang terus  menanjak, sampai dengan pemasukan pasif yang bisa di dapat dari hasil sewa.

"Beberapa regulasi Pemerintah lainnya serta terus meningkatkan investasi dalam negeri pun bisa menjadi momen titik balik yang luar biasa untuk kondisi properti di Indonesia.” ujar Presiden Direktur merangkap Corporate Secretary COWL Darwin Fernandes Manurung dalam siaran pers yang diterima Alinea.id, Rabu (28/11).

Misalnya saja, di awal 2018 perseroan memulai pembangunan tower 2 yakni Acacia Tower serta perumahan The Banyan di kawasan The  Oasis yang terletak di Cikarang, Bekasi.

Selanjutnya, pada April 2018, Perseroan melakukan launching New Richwood yakni produk hunian rumah dan Citygate yakni produk rumah toko yang merupakan pengembangan lahan residential di kawasan Borneo Paradiso, Balikpapan. 

“Meskipun tidak mengeluarkan proyek anyar pada tahun ini, Cowell optimistis bisa memenuhi target pertumbuhan 10%. Hingga kini, kami  masih memiliki landbank sekitar 70-80 hektar (ha). Landbank terluas berada di proyek Borneo Paradiso. Adapun rencana akuisisi landbank, pilihan kami masih di kota," jelas Darwin.

Sampai dengan akhir tahun ini, perseroan akan fokus pada proyek-proyek di Cikarang dan Balikpapan tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan menerapkan strategi promosi mulai dari pameran, event di lokasi proyek, promosi melalui baliho dan billboar serta penawaran cara bayar yang menarik lainnya.

Untuk diketahui, pada kuartal III-2018, COWL mencatatkan merugi Rp205,2 miliar, padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya rugi Rp23 miliar. Ini karena adanya kerugian kurs, Rp173,6 miliar dan beban keuangan Rp130 miliar. Disisi lain, pendapatan COWL mengalami penurunan 16% menjadi Rp341 miliar.
 

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan