Berdasarkan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2009 Pemerintah mendirikan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank yang bergerak di bidang Pembiayaan, Penjaminan, dan Asuransi. LPEI bertugas untuk menyelenggarakan Program Ekspor Nasional. Prioritas pembiayaan LPEI adalah mempertahankan kemampuan industri padat karya, menumbuhkan multiplier effects ekonomi rakyat, dan mengembangkan chanelling produk Indonesia di pasar ekspor.
LPEI turut berupaya meningkatkan kapasitas UKME untuk memasuki pasar global melalui kegiatan Jasa Konsultasi, yaitu berupa program Coaching Program for New Exporters (CPNE) dalam membantu para pelaku UMKM Indonesia agar menjadi UMKM berorientasi ekspor dan juga menyiapkan sebanyak mungkin calon-calon eksportir yang handal dan tangguh, baik ekspor secara langsung maupun tidak langsung, dan siap bersaing di pasar global.
Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan, target CPNE tahun ini adalah 100 UKM yang GoLive di marketplace global. CPNE juga menyiapkan banyak pelaku usaha untuk menjadi eksportir.
“Untuk tahun 2019, LPEI akan menggandakan jumlah UKM yang GoLive sebanyak 200 UKM,” ujar Sinthya Roesly
Dalam rangka mendorong ekspor nasional, LPEI memfasilitasi UKM binaan dan nasabah UKM untuk bertemu dengan calon pembeli di acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2018, yang diselenggarakan selama 5 hari (24–28 Oktober 2018) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD, Banten. UKM binaan merupakan peserta CPNE yang telah mendapatkan pelatihan, serta pendampingan dari LPEI selama satu tahun ini.
Salah satu pelaku UKM Ekspor yang mengikuti TEI 2018 yaitu produsen perhiasan bernama Runa Jewelry. Perusahaan ini menjadi peserta CPNE sejak dua tahun lalu, sehingga kini mampu meningkatkan pemasaran produknya di pasar global.
Desainer dan owner Runi Palar Jewelry, Xenia Palar, mengatakan program CPNE memberikan dampak positif bagi perusahaan. Selama mengikuti CPNE, Runi Palar Jewelry mampu meningkatkan kemampuan dalam mengelola perusahaan. Demikian juga dengan meningkatnya kemampuan dalam mengelola website, serta manajemen keuangan. Berbagai pengetahuan tersebut diperoleh dari seminar-seminar yang dilakukan oleh LPEI selama program CPNE.
"Kemampuan tersebut penting bagi perusahaan sehingga lebih leluasa merambah ke pasar global," ujar Xenia.
Setelah mengikuti CPNE, Runi Palar Jewelry mampu memasarkan produknya ke luar negeri melalui berbagai pameran. Berbagai keuntungan yang diperoleh oleh Runi Palar Jewelry, antara lain mendapatkan booth gratis serta dapat terhubung dengan calon pembeli dari luar negeri.
LPEI juga mendukung Runi Palar Jewelry untuk mengikuti berbagai kegiatan di luar negeri, seperti fashion show yang diselenggarakan di Vienna, Austria pada September 2018 dan Kazakhstan.
Perusahaan ini juga memperoleh pembiayaan dari LPEI untuk memperkuat permodalan, sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksinya, serta mampu merambah pasar luar negeri di kawasan Asia.
LPEI pertemukan UKM dengan calon pembeli
TEI 2018 ditargetkan diikuti oleh 1.110 peserta, dengan jumlah 28.000 pengunjung. Pada 2017, sekitar 40% UKM CPNE berhasil menjadi eksportir setelah mengikuti TEI. Pengunjung berasal dari kalangan investor, importir, distributor, wholesaler, retailer, buying agent, serta pengunjung umum.
Pada pameran produk ekspor Indonesia bertaraf internasional dengan fokus business to business ini, LPEI akan memfasilitasi sebanyak 44 UKM mitra binaan siap ekspor. UKM tersebut berkategori multi produk, yaitu handycraft, garment dan food and beverage.
Pada kegiatan TEI 2018 ini, Runi Palar Jewelry mendapatkan kesempatan untuk memasarkan produknya di luar negeri. Setelah mengikuti TEI 2018, perusahaan mendapatkan penawaran untuk mengikuti pameran yang akan digelar di Kedutaan Besar Italia dan Athena pada tahun depan. Pameran inilah yang akan membuka pintu bagi perusahaan untuk memasuki pasar global.
Runi Palar Jewelry mulai mendesain perhiasan pada tahun 1968. Dalam perjalanan usahanya, Runi Palar Jewelry selalu mengekspresikan ide-ide yang segar di setiap kreasinya. Koleksinya menunjukkan kekuatan artistik yang diciptakan melalui pemahaman yang mendalam, sehingga menghasilkan proses produksi yang berkualitas tinggi.
Material yang digunakan berasal dari emas dan juga perak dengan kualitas terbaik. Batu-batuan maupun mutiara yang dipergunakan dalam hiasan jewelry tersebut, berasal dari daerah-daerah yang ada di Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Sumatra. Secara tradisional dibentuk untuk mewakili ciri khas jewelry dari seluruh Indonesia. Keunggulannya terdapat pada orisinalitas dan konsep artistik yang kuat, sesuai dengan tradisi daerah-daerah di Indonesia.