Founder and Chairman CT Corpora sekaligus ultimate shareholder Allo Bank, Chairul Tanjung (CT) membuka perdagangan saham di bursa efek hari ini. Kehadiran CT sekaligus memperkenalkan rights issue PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
CT berkeyakinan BBHI memiliki prospek cerah karena didukung oleh teknologi dan ekosistem yang mumpuni. CT juga masih membuka kesempatan sejumlah pihak untuk masuk dan berkolaborasi di Allo Bank.
"Kami didukung the biggest digital bank in the world dalam penerapan teknologi dan platformnya," ujar dia Bursa Efek Indonesia, Selasa (11/1).
Ekosistem yang akan dibangun nantinya merupakan penggabungan fisik dan digital yang jika disatukan akan menjadi yang terkuat dan terluas. Meski begitu, CT tetap membuka kesempatan kepada perusahaan dari ekosistem lain untuk dapat bergabung. Apalagi kolaborasi merupakan sebuah keniscayaan dalam era saat ini.
Pada kesempatan itu, CT hadir bersama sang putri, Putri Tanjung di Gedung BEI. Ia tiba di ruangan konferensi pers sekitar pukul 09.40 WIB.
CT tercatat sebagai orang terkaya posisi ke-783 di dunia. Chairul Tanjung merupakan pemilik CT Corp dengan sejumlah diversifikasi bisnis. Pengusaha Indonesia berusia 58 tahun ini memiliki perusahaan media, termasuk online dan televisi. Namun di data Forbes, CT masuk sebagai orang ke-3 terkaya di Indonesia. Kekayaan CT naik US$ 152 juta atau 2,03% menjadi sebesar US$7,6 miliar atau sekitar Rp 108,96 triliun (kurs Rp14.336 per US$).
Sementara itu, kinerja BBHI kembali menguat setelah adanya peresmian pembukaan perdagangan Selasa (11/1). Investor asing melakukan aksi beli saham.
BBHI akan menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) dalam rangka penawaran umum terbatas (PUT) III atau rights issue. Rencananya perseon akan melepas sebesar 10.047.322.871 lembar saham biasa atau sebesar 86% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Jumlah dari nilai itu, setara 46,24% dibandingkan dengan jumlah modal dan disetor penuh oleh Allo Bank Indonesia setelah PUT III.
Nantinya aksi korporasi ini, memiliki harga awal Rp478 per saham dan harga nominal pelaksanaannya Rp100 per saham. Dengan begitu, jumlah pengumpulan dana pada aksi korporasi ini diperkirakan sekitar Rp48 triliun.
Bedasarkan data keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang kesanggupan dan ketersediaan dana pada 27 Desember 2021, PT Mega Corpora (MC) selaku pemegan 90% saham, menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya senilai 2,7 triliun saham dan senilai Rp1,3 triliunan atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi hak MC.
MC akan mengalihkan sebagian HMETD yang menjadi haknya yang tidak dilaksanakan kepada beberapa pihak, antara lain, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Abadi Investments Pte. Ltd. (AI), PT Indolife Investama Perkasa (IIP) atau grup Salim, H Holdings Inc. (HH), Trusty Cars Pte. Ltd. (TC), dan PT CT Corpora (CTC) yang merujuk pada Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018.
Pengalihan HMETD tersebut dilakukan dengan rincian, kepada Bukalapak sebanyak 2.497.816.903 lembar senilai Rp1,2 triliun. Kepada AI 1.521.117.930 lembar senilai Rp727,09 miliar, IIP 1.303.815.386 lembar senilai Rp623,22 miliar, HH 448.744.769 lembar senilai Rp214,45 miliar, TC 150.000.000 lembar senilai 71,7 miliar dan CTC 408.318.058 lembar saham senilai Rp195,18 miliar.