close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pegawai melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11)./Antara Foto
icon caption
Pegawai melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (9/11)./Antara Foto
Bisnis
Minggu, 11 November 2018 18:35

Dampak penerapan aturan free float oleh BEI

Pelaku pasar akan melakukan penyesuaian sebagai dampak penerapan sistem ini.
swipe

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penyesuaian metode perhitungan indeks yang sudah ada saat ini. Penyesuaian dilakukan dengan menambahkan indikator rasio free float terhadap kapitalisasi pasar. 

Penerapan metode ini akan diberlakukan kepada dua indeks yang ada di pasar saham Indonesia saat ini, yakni LQ45 dan IDX30. Rencananya, penerapan free float tersebut akan direalisasikan pada semester satu 2019, yakni pada bulan Februari 2019.

Manajemen BEI mengatakan, penerapan penghitungan free float ini bertujuan untuk meningkatkan fairness perdagangan saham-saham emiten di pasar modal. Selama ini, pergerakan indeks didorong oleh pergerakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar saja.

Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar akan melakukan penyesuaian (adjustment) sebagai dampak penerapan sistem ini. Penyesuaian terutama dilakukan manajer investasi yang memiliki produk reksa dana, dengan indeks acuannya LQ45 maupun IDX30.

"Memang kalau pembobotan suka dipakai sama manajer investasi (MI) untuk mirroring dengan kelolaannya. Tapi mestinya sih dengan adanya rencana tersebut, enggak membuat MI panik juga. Kalau MI panik, apa bedanya dengan ritel," ujar Reza saat dihubungi reporter Alinea.id, Minggu (11/11).

Reza menyarankan agar MI nantinya dapat melakukan perubahan secara bertahap. Namun yang terpenting, kata dia, perubahan masih sesuai dengan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun dampak lain dari penerapan free float ini, saham di indeks LQ45 atau IDX30 dengan free float paling rendah, akan mengalami pelemahan. Dengan demikian, konstribusi pergerakan sahamnya juga akan lebih sedikit.

"Kalau blue chips kena dampak paling besar, karena market cap nya paling besar. Namun belum tentu free float-nya besar juga," jelas Reza.

Seperti diketahui saat ini saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) menjadi salah satu saham yang memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks acuan lainnya. Hal ini disebabkan HMSP memiliki kapitalisasi pasar (market cap) tertinggi, yaitu mencapai Rp442,01 triliun dengan bobot mencapai 10,2% di indeks LQ45.

Bursa menyebutkan bahwa free float ini dimaknai menjadi total saham scriptless, yang dimiliki oleh investor dengan kepemilikan kurang dari 5%, yang rasionya relatif terhadap total saham tercatat.

Adapun tujuan dilakukannya penyesuaian ini, adalah untuk memberikan gambaran riil nilai saham yang dapat diperoleh investor, dengan mengecualikan nilai saham yang dimiliki pemegang saham pengendali.

Selain itu, metode ini juga dinilai akan meningkatkan efisiensi portofolio, dengan berkurangnya bobot saham-saham free float rendah. Dengan demikian, diharapkan emiten akan lebih meningkatkan jumlah saham free float-nya.

img
Eka Setiyaningsih
Reporter
img
Gema Trisna Yudha
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan