Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana asing sebanyak Rp47,3 triliun dana telah keluar dari pasar modal Indonesia sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd). Padahal, menurut OJK Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tengah mengalami perbaikan 5,3% secara month to date (mtd).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, sejalan dengan terjadinya perbaikan di emerging market lainnya, investor asing masih melakukan aksi jual bersih di pasar saham sebesar Rp3,7 triliun di Oktober.
"Investor nonresiden masih melakukan aksi jual bersih di pasar saham sebesar Rp3,7 triliun di Oktober, sehingga secara year to date tercatat Rp47,3 triliun aliran dana asing keluar," ujar Wimboh dalam konferensi pers OJK, Senin (2/11).
Di tengah pemulihan perekonomian global yang belum merata saat ini, beberapa risiko penurunan (downside risk) harus diwaspadai. Risiko tersebut seperti kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.
Selain itu, meningkatnya risiko politik menjelang pemilihan presiden AS dan meningkatnya risiko no deal Brexit juga menjadi salah satu downside risk yang harus diwaspadai.
"Adapun rilis data pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020 telah menunjukkan perbaikan, meskipun masih di zona kontraksi," kata dia.
Meskipun demikian, di tengah tekanan dana keluar, terjadi peningkatan peran investor domestik, khususnya investor retail. Wimboh menuturkan peningkatan peran investor domestik ini sejalan dengan kebijakan OJK untuk memperluas basis investor.
"Investor domestik diharapkan mampu menopang IHSG secara berkelanjutan," tuturnya.