Pandemi berdampak terhadap kian gemuknya dana pihak ketiga (DPK) perbankan. Salah satunya, PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR), yang mencatat kenaikan DPK pada semester I-2021.
Executive Vice President Finance Amar Bank David Wirawan mengatakan penghimpunan dana dari masyarakat tumbuh dengan saldo DPK meningkat 29% secara tahunan atau year on year (yoy), dari Rp1,75 triliun di semester I-2020, menjadi Rp2,26 triliun semester I-2021.
"Pertumbuhan DPK Amar Bank sepanjang 2020 juga positif sebesar 25,32%, lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan yang berada di angka 11,11%, kata David dalam konferensi pers, Rabu (25/8).
Meski DPK melejit, namun biaya dana atau cost of fund disebut dikelola dengan baik. Hal ini tercermin dalam pendapatan bunga bersih AMAR yang tumbuh 24% selama semester I-2021, dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Di sisi lain, dalam lima bulan pertama di 2021, Amar Bank mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 4,06%. Angka ini diklaim lebih tinggi di atas rata-rata industri perbankan yang tercatat di angka 0,5%,”
President Director Amar Bank Vishal Tulsian mengatakan, perusahaan melakukan penyesuaian bisnis dengan memperketat penyaluran kredit di tahun 2020, menyusul kontraksi perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan sebagai upaya pertumbuhan bisnis jangka panjang yang berkelanjutan.
"Namun, kami optimistis untuk terus meningkatkan kinerja bank melalui akselerasi pengembangan ekosistem digital kami. Sesuai dengan arahan Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Heru Kristiyana terkait percepatan transformasi digital sektor perbankan, Amar Bank siap memenuhi peraturan-peraturan terbaru OJK dan berkomitmen untuk meningkatkan modal inti untuk terus menghadirkan inovasi-inovasi digital yang memberdayakan masyarakat Indonesia dan mendukung pencapaian inklusi keuangan,” ujar Tulsian dalam kesempatan yang sama.
Ekosistem digital tumbuh selama 2021
Sementara itu, per 30 Juni 2021, aplikasi pinjaman digital milik perseroan, Tunaiku telah diunduh sebanyak 6,7 juta kali, dan menerima lebih dari 9 juta aplikasi pinjaman. Aplikasi ini telah memfasilitasi 600.000 lebih total pencairan pinjaman. Pinjaman terkonsentrasi pada tiga tujuan produktif, yakni renovasi rumah sebesar 36%, modal usaha 25%, dan pendidikan 13%.
Sejak diluncurkan di tahun 2014, Tunaiku telah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp5,8 triliun bagi mayoritas masyarakat dan pengusaha mikro yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked) dan masyarakat yang kesulitan mendapatkan akses pinjaman dari lembaga keuangan formal (underserved).
Tunaiku juga memiliki kontribusi besar dalam portofolio penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Amar Bank yang telah mencapai 47% dari total portofolio kredit perseroan, di mana angka ini lebih tinggi dari regulasi OJK yang menyaratkan sebesar 20%.
Executive Vice President Retail Banking Amar Bank Abraham Lumban Batu, mengatakan, melihat potensi ekonomi digital Indonesia, Amar Bank memusatkan pengembangan ekosistem digitalnya melalui produk pinjaman digital, Tunaiku dan bank digital, Senyumku.
"Dengan membuka akses seluas-luasnya bagi inklusi keuangan dan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, Amar Bank berupaya untuk menyediakan solusi bagi kebutuhan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup melalui pengelolaan keuangan yang bijak,” kata Abraham.
Sementara SME, Corporate and Operations Director Amar Bank Eka Banyuaji menuturkan, strategi bisnis bank ke depan menitikberatkan pada pertumbuhan DPK dan pinjaman kepada UKM. Adapun saat ini, sebagian besar DPK Amar Bank berasal dari sektor retail.
“Dalam rangka penyaluran kredit kepada sektor UKM, Amar Bank melakukan penjajakan kembali kerja sama dengan penyelenggara financial technology. Tentunya, dengan tetap mengedepankan pelayanan terbaik kepada nasabah dan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran pinjaman,” ujar Eka.