close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution./AntaraFoto
icon caption
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution./AntaraFoto
Bisnis
Rabu, 05 September 2018 16:28

Darmin akui target pertumbuhan 2018 sulit tercapai

Ketidakpastian perekonomian global dan tekanan eskternal yang berasal dari kenaikan suku bunga acuan Bank Central AS hingga empat kali
swipe

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, menyebut transaksi berjalan (Current Account Deficit - CAD) menjadi salah satu kelemahan di Indonesia. Itulah sebabnya dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya bisa mencapai 5,2% di 2018. 

Indonesia masih kesulitan untuk mengurangi CAD. Padahal fundamental perekonomian domestik dalam kondisi yang baik. Terlihat dari tingkat inflasi yang menurun dari sebelumnya 8,4% di 2014 menjadi 3,5% di 2018. 

Tingkat kemudahan berinvestasi Indonesia pun meningkat ke peringkat 72. Indikator lain terlihat dari tingkat kemiskinan yang pertama kalinya menjadi satu digit ke 9,82%. 

Namun demikian, tetap saja, mengalami kesulitan mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4% di tahun ini. Hal itu karena ketidakpastian perekonomian global dan tekanan eskternal yang berasal dari kenaikan suku bunga acuan Bank Central AS hingga empat kali di tahun ini. 

Selain itu, perang dagang antara AS-China, serta krisis keuangan di Turki dan Argentina juga memengaruhi kinerja perekonomian. 

"Pertumbuhan ekonomi kenaikannya pelan, untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% di 2018, nampaknya sulit diwujudkan," ujarnya dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di komplek DPR, Rabu (5/9). 

Transaksi berjalan yang defisit, membuat Indonesia mendapatkan tekanan besar dari gejolak ekonomi global. Ditambah neraca perdagangan yang juga defisit. Dimana pertumbuhan impor jauh melampaui ekspor. 

Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang hanya 85% masuk ke dalam negeri, membuat tekanan tinggi pada kondisi stabilitas Rupiah. Parahnya, hanya 15% yang dikonversikan ke Rupiah. 

Seperti diketahui, pada asumsi makro Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan mencapai 5,4%.

"Kuartal II 2018 pertumbuhan mencapai 5,27% tetapi kalau bisa 5,3% sampai akhir tahun itu bagus. 5,2% rasanya juga masih ok," kata dia. 

Tekanan global diperkirakan masih berlanjut pada 2019. Suku bunga acuan The Fed diprediksi meningkat 2-3 kali tahun depan. Sementara kondisi perang dagang nampaknya sulit terprediksi. 

Itulah sebabnya pada asumsi makro RAPBN 2019, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 5,3%.  "Itu karena perekonomian dunia belum pulih," katanya.

img
Cantika Adinda Putri Noveria
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan