Penetrasi ekonomi digital dalam lima tahun terakhir dinilai langsung memberikan pengaruh terhadap sektor perdagangan dan ritel. Melansir Antara, rata-rata pertumbuhan perdagangan dan ritel saat ini hanya berkisar 10,5% atau turun dibandingkan lima tahun terakhir yang mencapai 12,5% per tahun.
"Terjadi perlambatan atau ada yang mungkin tidak tertangkap oleh data makro," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dalam acara "Digital Economic Briefing 2017" di Jakarta, Kamis.
Di sisi lain, sektor ritel melalui jalur perdagangan elektronik dalam jaringan (e-commerce) di satu sisi tumbuh hampir 30 kali lipat dalan tiga tahun terakhir. Namun, kecepatan pertumbuhan tersebut perubahannya masih menumpuk pada kegiatan tertentu.
"Kalau dilihat dari barang konsumsi, tidak semua barang konsumsi diperdagangkan secara online. Lebih banyak produk tahan lama untuk rumah tangga," ucap Darmin.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu juga menyebutkan bahwa penetrasi digital memunculkan perubahan di dalam kecenderungan konsumsi masyarakat yang mulai bergerak ke arah kegiatan waktu luang.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa hal untuk masuk ke dinamika digital ini walaupun di sisi lain masih bergulat menyelesaikan peralihan dari dominasi ekonomi berbasis sumber daya alam ke manufaktur.
Beberapa hal yang telah disiapkan oleh pemerintah antara lain Paket Kebijakan Ekonomi XIV mengenai peta perjalanan perdagangan digital untuk memberi kemudahan dan kesempatan bisnis tertentu berkembang lebih cepat menghadapi perubahan yang sedang terjadi.
Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif atau SNKI.
Kemudian, dari sisi infrastruktur informasi, pemerintah sedang menyelesaikan proyek Palapa Ring yang melibatkan swasta dalam pembangunannya dan akan menjadi infrastruktur bagi teknologi informasi.
"Dengan selesainya proyek Palapa Ring ini, maka infrastruktur teknologi dan informasi akan relatif sangat merata di seluruh Indonesia baik dilihat dari kapasitas maupun kecepatannya. Harapannya masyarakat dan dunia usaha bisa menggunakan infrastruktur ini," kata Darmin.