close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan keputusan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) belum bisa mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis. / A
icon caption
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan keputusan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) belum bisa mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis. / A
Bisnis
Kamis, 01 Agustus 2019 15:12

Darmin: The Fed pangkas suku bunga, BI sudah tidak bisa

The Fed memangkas suku bunga acuan federal fund (FFR) sebesar 25 basis poin pada Rabu (31/7).
swipe

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan keputusan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) belum bisa mendorong pemerintah untuk mengambil langkah strategis.

Menurut Darmin, masih banyak faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan penyesuaian suku bunga acuan Bank Indonesia. 

“Tentu saja kalau tingkat bunga itu ya penentunya ada beberapa, satu inflasi di dalam negeri, kedua globalnya bagaimana,” kata Darmin usai membuka acara Pekan Riset Sawit Indonesia 2019 di Jakarta, Kamis, (01/7).

Darmin menegaskan, jika The Fed ke depan membuat kebijakan lanjutan untuk menurunkan kembali suku bunganya, maka Indonesia sudah tidak bisa menurunkan BI rate.

"Kalau The Fed mau menurunkan lagi, di sini tidak bisa diturunkan lagi, jadi tidak bisa terisolasi, kita bikin sendiri menurut maunya kita," jelas Darmin. 

Sebelumnya, Federal Reserve AS atau bank sentral AS pada Rabu (31/7) menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global 2008. Keputusan ini diambil di tengah peningkatan kekhawatiran atas ketegangan perdagangan, ekonomi global yang melambat, dan tekanan inflasi yang mulai redam.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan penetapan suku bunga The Fed, memangkas target untuk suku bunga acuan federal fund (FFR) sebesar 25 basis poin ke kisaran 2,00% hingga 2,25% setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari, sejalan dengan harapan pasar.

"Sepanjang tahun ini, pertumbuhan global yang lemah, ketidakpastian kebijakan perdagangan, dan inflasi yang diredam telah mendorong FOMC untuk menyesuaikan penilaiannya terhadap jalur suku bunga yang tepat," kata Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers, Rabu sore (31/7).

Meskipun pertumbuhan lapangan pekerjaan kuat dan pengeluaran konsumen kuat, kepala bank sentral menunjukkan bahwa output manufaktur telah menurun selama dua kuartal berturut-turut, investasi tetap bisnis turun pada kuartal II-2019, dan pengurangan inflasi domestik terus berlanjut.

"Komite bergerak dari memperkirakan kenaikan suku bunga tahun ini, ke sikap bersabar tentang perubahan apa pun, dan kemudian ke tindakan hari ini," kata Powell.

Sementara, Powell mengatakan penurunan suku bunga bukan awal dari serangkaian panjang penurunan suku bunga.

The Fed menyetujui empat kenaikan suku bunga pada 2018, melanjutkan langkah menuju normalisasi kebijakan yang dimulai pada 2015, setelah mempertahankan suku bunga mendekati nol selama tujuh tahun. Sejak awal tahun ini, bank sentral telah membiarkan suku bunga tidak berubah. (Ant)

img
Ardiansyah Fadli
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan