Calon Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia Destry Damayanti menyampaikan lima fokus area strategi yang diutamakan apabila resmi menjadi DGS. Lima area strategis tersebut akan dikembangkan dalam lima tahun untuk mendukung tugas utama Bank Indonesia (BI).
"LIma strategis tersebut, yaitu optimalisasi kebijakan yang bersifat akomodatif, pendalaman pasar keuangan, pengembangan sistem pembayaran. Lalu, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, serta sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan," ujar Destry saat menyampaikan pandangannya pada Rapat Dengar Pendapat Umum di Komisi XI DPR, Senin (1/7).
Pengoptimalan bauran kebijakan yang akomodatif dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pendalaman sektor keuangan menjadi penting, bukan hanya sebagai stabilitas ekonomi, tapi juga untuk mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi di tengah terbatasnya sumber dana pemerintah.
"Fakta yang ada menunjukkan sektor keuangan kita relatif dangkal, apabila dibandingkan dengan (negara) peer groups. Ini juga menyebabkan tingginya volatilitas sektor keuangan Indonesia," ujar Destry.
Di tengah perkembangan ekonomi digital dengan perkembangan teknologi finansial yang berkembang pesat, Destry ingin BI mendorong dan mengembangkan sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan inklusif.
Dari sisi perkembangan ekonomi dan keuangan syariah, Indonesia masih hanya dijadikan pasar untuk produk halal, di tengah populasi muslim terbesar di dunia.
Dari catatannya, pada April 2019, industri perbankan hanya mencatatkan 5,9% di sektor syariah dan 16% pada sektor nonbank serta 16% di pasar modal. Secara total, industri keuangan syariah di Indonesia hanya 8,7% dari total industri keuangan di Indonesia.
"Oleh karena itu, ekonomi dan keuangan syariah dapat berperan banyak dalam bidang ekonomi," ucapnya.
Area strategi yang tidak kalah penting bagi Destry, yakni sinergi BI dengan pemerintah, OJK, DPR, dan lembaga lainnya yang sangat dibutuhkan.
Semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi, membuat BI harus melakukan sinergi untuk mematangkan kebijakan makroprudensial dan mikroprudensial. Sinergi dengan Kementerian Keuangan diperlukan untuk harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal.
Itulah sebabnya, BI harus menjadi bank yang adaptif dan inovatif dalam merespons kebijakan.
Apabila dirinya resmi menjadi DGS, BI harus memaparkan secara resmi kepada pelaku pasar persoalan ekonomi yang ada di Indonesia.
"Bank Indonesia harus memberikan clear signal ke pasar dan pelaku bisnis terhadap arah perekonomian mendatang," ujar Destry, Senin (1/7).
Untuk diketahui, masa jabatan Mirza Adityaswara akan habis pada Juli 2019. Destry menjadi calon tunggal DPS yang diusulkan Presiden Joko Widodo.
Saat ini, Destry Damayanti merupakan anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sebelum di LPS, Destry merupakan Kepala Ekonom Bank Mandiri dan Direktur Eksekutif di Mandiri Institute. Destry juga pernah menjabat sebagai panitia seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).