Pameran produk ekspor, Trade Expo Indonesia (TEI) 2020 digelar secara virtual di tengah pandemi Covid-19. Acara yang dilakukan pada10-16 November 2020 itu untuk menggenjot kinerja ekspor nasional.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan TEI 2020 menargetkan terciptanya diversifikasi pasar untuk produk Indonesia di luar pasar tradisional seperti China, Amerika Serikat, dan Jepang. Pasar yang disasar adalah non tradisional seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika Timur, Asia Tenggara, dan Eropa Timur.
"Memang target 2020 ini meningkat dari tahun lalu dan mencakup diversifikasi pasar di luar pasar tradisional. Sehingga pelaksanaan TEI 2020 menjadi pintu untuk meningkatkan ke pasar internasional," kata Agus dalam video conference, Senin (21/9).
Dia menjelaskan, peluang pasar baru untuk produk-produk Indonesia itu dimaksudkan agar ekspor terus mengalami peningkatan. Dengan demikian, neraca perdagangan yang mulai mengalami surplus dalam tiga bulan terakhir dapat digenjot.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 mengalami surplus US$2,33 miliar dengan nilai ekspor US$13,16 miliar dan impor US$10,74 miliar.
Surplus Agustus meningkat dibandingkan surplus pada Juli yang sebesar US$3,26 miliar dan surplus neraca perdagangan pada bulan Juni yang sebesar US$1,27 miliar.
"Neraca dagang kita surplus dibanding tahun lalu. Langkah-langkah terus dilakukan Kemendag. Yakni, peningkatan daya saing serta pengembangan produk dan desain. Ini kolaborasi dengan desainer dan optimalisasi Indonesia Design Center," ujarnya.
Dalam TEI 2020, dia menargetkan transaksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan TEI 2019. Namun, dia tidak menyebutkan secara pasti nominal transaksi yang ditargetkan pada tahun ini.
Hanya saja, pada TEI 2019 transaksi yang terjadi mencapai US$10,96 miliar atau setara Rp153,38 triliun, lebih tinggi 29,04% dari capaian TEI 2018 yang sebesar US$8,48 miliar.
Sementara, jumlah peserta pameran yang mengikuti TEI 2019 mencapai 1.500 perusahaan atau naik 29% dari peserta pada 2018 yang hanya sebesar 1.160 perusahaan. TEI 2019 sendiri dikunjungi sebanyak 42.700 orang dari 136 negara.
"Jadi intinya kami harapkan potensial buyer akan melihat produsen kita, dan seller bisa menjual produknya," ucapnya.