Perkembangan digital yang semakin pesat membuat dunia berubah. Berbagai aktivitas seperti belanja, belajar, hingga bekerja bisa dilakukan secara online. Seiring perkembangan zaman, muncul juga istilah digital nomad alias pengembara digital yang saat ini banyak dilakukan oleh para milenial.
Digital nomad merupakan istilah di mana seseorang memutuskan bekerja dengan memanfaatkan teknologi sehingga tidak terikat waktu dan tempat. Seorang digital nomad dapat bekerja di mana saja seperti perpustakaan, coffee shop, rumah, atau sambil liburan. Misalnya, bekerja sambil menikmati pantai, gunung, dan keindahan alam.
Adanya tren digital nomad juga memengaruhi gaya hidup masyarakat. Data dari riset berjudul “Digital Frontiers 3.0 Study” yang dirilis pada 15 April 2021 menyebutkan, dari 80% digital explorers, sekitar 64% di antaranya adalah tenaga kerja milenial yang menganggap bekerja bisa dilakukan di mana saja. Bahkan lebih dari 70% responden percaya bahwa mereka bisa tetap produktif meskipun bekerja di luar kantor.
Genjot pariwisata
Ada dua tipe digital nomad, yaitu workation dan bleisure. Workation adalah penggabungan antara bekerja dan liburan, sementara bleisure lebih pada business and leisure. Kedua tipe digital nomad tersebut sama-sama mendatangkan wisatawan untuk bekerja di destinasi tujuan.
Meningkatnya tren remote working membuat industri pariwisata tanah air kembali menggeliat, setelah sempat mati suri sepanjang pandemi Covid-19. Laporan OYO Travelopedia 2023 menyebut Indonesia menjadi tujuan bagi para digital nomad. Bali merupakan destinasi digital nomad terpopuler yang didukung kemajuan pesat infrastruktur teknologi dan destinasi wisata yang menawarkan pengalaman menarik bagi wisatawan.
"Selain itu, Travelopedia 2023 juga mencatat destinasi populer seperti Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Raja Ampat juga menarik perhatian para wisatawan selama periode ini," tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (10/1).
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui pintu bandara Ngurah Rai, Bali periode Januari hingga November 2023 meroket 168,25% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Adapun total wisman yang masuk ke Indonesia pada periode tersebut naik 110,86% menjadi 10,4 juta.
Turis asal Malaysia tercatat paling banyak berkunjung ke Indonesia. Namun, jumlah kenaikan terbesar berasal dari Singapura mencapai 148,43% dibandingkan periode Januari hingga November 2022. Adapun pelancong dari Australia dan Malaysia masing-masing naik 121,02% dan 60,18% pada periode yang sama.
Pemerintah telah membidik potensi digital nomad ini sejak pandemi. Saat itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengatakan memperkuat dukungan internet, infrastruktur, event, dan membangun suasana kerja di Bali dan destinasi wisata lainnya guna menyasar kaum pekerja.
"Kami ingin pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) atau artisan di Bali menyiapkan produk-produk ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, kriya, maupun fesyen, sebab work from Bali ini mungkin hanya 30% saja dampaknya terhadap hotel, sisanya adalah produk ekonomi kreatif termasuk restoran," ujar Sandiaga, 2021 lalu.
Kemenparekraf mencatat ada 3.017 wisatawan yang menggunakan wisata tujuan sosial-budaya bagi digital nomad selama periode Januari-Agustus 2022. Paling banyak berasal dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.
Adapun kawasan Canggu di Bali merupakan wilayah dengan jumlah digital nomad terbesar di provinsi tersebut. Para pelancong digital juga menyebar di daerah Bali lainnya seperti Jimbaran dan Uluwatu. Pasar digital nomad ke Bali adalah Rusia, Inggris, dan Jerman, serta negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Ukraina, Kazakhstan, dan Uzbekistan.