Perbankan tengah getol melakukan transformasi digital. Pun demikian dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI). Meski demikian, bank dengan logo berwarna biru laut itu tidak lantas terburu-buru mengubah model operasional dan bisnisnya menjadi fully digital.
Direktur Utama BBRI Sunarso mengatakan alasan perusahaan untuk tidak beralih menjadi fully digital karena kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih senang bertransaksi menggunakan uang tunai.
“Bila memang masyarakatnya belum fully digital, ya kami enggak bisa mendigitalkan. Maka itu, bila kami fully digitalkan, enggak akan jalan,” imbuh Sunarso, dikutip Minggu (17/9).
Menurut Sunarso, salah satu bukti masyarakat masih senang bertransaksi menggunakan uang tunai terlihat dari transaksi agen BRILink yang jumbo. Dalam setahun, program BBRI itu mencatat volume transaksi mencapai Rp1.300 triliun hingga Rp1.400 triliun.
"Hal ini adalah bukti masyarakat kita masih banyak yang senang bertransaksi pakai cash dan kemudian lewat agen. Kalau kami fully digitalkan semua, terus mereka siapa yang layani?”, tuturnya.
BRILink merupakan perluasan layanan di mana BBRI menjalin kerja sama dengan nasabah sebagai agen yang dapat melayani transaksi perbankan secara real time online menggunakan fitur electronic data capture (EDC) mini ATM BRI dengan konsep sharing fee.
Dia mengklaim perusahaan telah memiliki strategi untuk menyasar masyarakat yang masih gemar bertransaksi secara tunai, namun di sisi lain juga dapat terus melayani masyarakat yang sudah gemar bertransaksi secara digital.
“Apa yang kami kerjakan sekarang, itulah yang kami sebut hybrid bank strategy. Dan hybrid bank strategy itu yang paling sederhana adalah agen. Karena agen (BRILink) untuk menjawab karakteristik nasabah mikro. Mereka ternyata lebih senang lewat agen daripada langsung datang ke bank,” jelas Sunarso.
Di sisi lain, ujarnya, BBRI memperkuat aplikasi digital banking yang disebut BRImo. Kini, pengguna BRImo mencapai 27,8 juta dengan pertumbuhan nilai transaksi mencapai 76,3%.
"Artinya transaksi lewat BRImo itu sudah mencapai Rp1.896 triliun. BRImo bisa dipakai untuk apa saja. Mulai dari bangun tidur sampai tidur di malam hari. Kebutuhan transaksi bisa dilayani pakai BRImo dengan lebih dari 100 fitur di dalamnya,” imbuhnya.