close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Foto tangkapan layar Youtube Pertamina.
icon caption
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Foto tangkapan layar Youtube Pertamina.
Bisnis
Rabu, 23 Februari 2022 16:28

Dirut Pertamina beberkan 6 kunci hadapi tantangan energi

Sesuai dengan arah pemanfaatan energi ke depan, setidaknya ada enam kunci yang bisa dijalankan.
swipe

Transisi energi ke depan menjadi sebuah keniscayaan. Negara-negara di dunia sudah mulai beralih dari penggunaan energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebut sesuai dengan arah pemanfaatan energi ke depan, setidaknya ada enam kunci yang bisa dijalankan. Pertama, ujarnya, adalah dekarbonisasi.

Nicke membenarkan dewasa ini kontribusi dari energi fosil masih mendominasi. Searah dengan target pemerintah yang akan melakukan transisi ke energi terbarukan secara bertahap, maka dekarbonisasi ini sangat penting.

"Beberapa langkah yang kami lakukan tentu level satu adalah melakukan dekarbonisasi program pada operasional level. Kedua adalah gunakan energi terbarukan dalam penyediaan listrik. Dan hasilkan produk yang ramah lingkungan," ungkapnya, Rabu (23/2).

Dalam upaya mendorong dekarbonisasi salah satu teknologi yang digunakan adalah Carbon Capture and Storage (CCS). Tidak hanya untuk dimethyl ether (DME) dan gas, namun juga di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Kunci kedua, kata Nicke, adalah program elektrifikasi. Dengan bekerja sama dengan Inalum, Antam, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan perusahaan lainnya integrasi ekosistem untuk electric vehicles dari hulu ke hilir dikembangkan.

"Baru saja launching program untuk swap baterai two wheels. Kendaraan bermotor enggak bisa charging station karena mereka butuh kecepatan dan kemudahan. Oleh karena itu, kami sediakan dalam swap station di SPBU Pertamina," jelasnya.

Ketiga adalah desentralisasi. Menurutnya ini salah satu yang akan pihaknya kerjakan, bagaimana suatu klaster menjadi green energy cluster. Tren electricity, kata Nicke, sesuai dengan UU energi harus menciptakan kemandirian energi.

Tidak hanya kemandirian energi di level nasional, tapi juga di level daerah. Yakni menggunakan energi yang dimiliki daerah setempat.

"Kemandirian energi secara daerah ini penting karena Indonesia ada 17.000 pulau, sumber energi besar tapi demand beda konsep, bagaimana integrasikan suplai dan demand dalam satu klaster," paparnya.

Keempat adalah customerization, di mana menurutnya semua perusahaan sudah ke arah sini. Kelima, adalah digitalisasi. Dia juga yakin semua perusahaan sudah ke arah digital.

"Dan terakhir adalah integrasi karena enggak bisa kerjakan sendiri," tuturnya. 

img
Anisatul Umah
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan