Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana mengembangkan kawasan aerometropolis di sekitar Yogyakarta International Airport, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Diharapkan dapat dimanfaatkan untuk membangun kantor maskapai penerbangan, penginapan, hingga tempat wisata.
"Kawasan aerometropolis tersebut nantinya diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap masyarakat di sekitarnya," kata Sekretaris DIY, Kadarmanta Baskara Aji.
”Akan tetapi, yang terpenting dan yang perlu ditekankan, adalah sudut pandang orang terhadap Jogja. Jangan sampai orang itu melihat Jogja dari sisi Borobudur, melainkan orang melihat Borobudur itu dari Jogja,” sambungnya.
Sementara itu, Kementerian Agama (Kemenag) berencana membangun asrama haji di sekitar YIA. Persoalannya, mengutip situs web Pemerintah DIY, lahan yang akan digunakan harus jelas statusnya.
“Harapan kami, Pemda (Pemerintah Daerah) DIY dapat mendukung dan memfasilitasi hal ini,” ucapnya. Kepala Kantor Wilayah Kemenag DIY, Edhi Gunawan, pada kesempatan sama. Pembangunan asrama haji ditargetkan rampung pada 2022.
Gayung bersambut, kata berjawab. Aji menyatakan, Pemerintah DIY akan memastikan surat kekancingan calon lahan asrama haji.
"Sementara ini, kami proses dulu agar segala arsip beserta dokumen bisa diteruskan oleh Panitikisma Keraton Yogyakarta serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY. Baru selanjutnya Keraton Yogyakarta dan Kemenag DIY akan dipertemukan," paparnya.
Menurut Edi, ada setidaknya 2 alasan mendirikan asrama haji di sekitar YIA. Pertama, memperpendek jarak keberangkatan menuju embarkasi mengingat sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) lebih dekat jarak ke Yogyakarta.
Kedua, meningkatnya jumlah jemaah usia lanjut dan risiko tinggi (risti). Berdasarkan data, kelompok ini mencapai 66,97% dengan perincian usia 41-50 tahun sebesar 26,34%, 51-60 sebesar 34,78%, 61-70 tahun sebesar 18,99%, dan di atas 70 tahun sebesar 4,37%.
Diharapkan asrama yang dibangun kelak minimal setara bintang hotel bintang tiga seperti di daerah lain. "Hal tersebut belum bisa dipenuhi mengingat embarkasi haji saat ini (di Boyolali, red) statusnya berada di wilayah Pemerintah Jawa Tengah," jelasnya.
Di sisi lain, Pemerintah DIY berharap PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola YIA ikut berperan. "Keberhasilan pembangunan asrama haji ini tentunya membutuhkan dukungan berbagai pihak,” tandasnya.