Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar pemerintah pusat dan daerah dapat menyerap anggaran program prioritas yang telah dialokasikan di dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pasalnya, saat ini serapan anggaran tersebut baru sebesar Rp47,3 triliun atau 40% dari pagu sebesar Rp 117,9 triliun. Padahal, anggaran tersebut sangat dibutuhkan untuk dapat menjadi penggerak sektor perekonomian.
"Program prioritas kami akan coba akselerasi karena nanti akan meningkatkan baik dari sisi kinerja seperti sektor pariwisata, ketahanan pangan, dan berbagai kegiatan padat karya," katanya dalam video conference, Kamis (5/8).
Dia berharap, seluruh anggaran tersebut dapat diserap di kuartal III dan IV tahun ini agar dapat menciptakan multiplier effect kepada sejumlah lapangan usaha dan menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di semester II-2021.
"Jadi strateginya adalah tetap mengakselerasi semua resources atau sumber daya yang sudah dialokasikan dalam PCPEN (Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional)," ujarnya.
Namun demikian, tak hanya anggaran program prioritas yang akan diakselerasi, namun sejumlah pagu anggaran lain seperti perlindungan sosial (perlinsos) yang realisasinya baru Rp91 triliun atau 48% dari pagu sebesar Rp187 triliun.
Kemudian, insentif usaha yang realisasinya baru sebesar Rp 48,3 triliun atau 77% dari pagu sebesar Rp 62,8 triliun. "Dan ini akan kami teruskan sampai Desember sehingga dunia usaha tetap mempunyai ruang bernapas," ucapnya.
Sementara itu, anggaran dukungan UMKM dan Korporasi dari pagu sebesar Rp 162 triliun baru terealisasi Rp52,4 triliun atau 32,3%. Ini diharapkan akan terakselerasi di semester II yang tentu akan menyangga pemulihan ekonomi.
"Namun seperti saya sampaikan, pemulihan ekonomi tidak mungkin disangga oleh APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sendiri, sehingga kami berharap mesin pertumbuhan yang lain sudah mulai menggeliat," tuturnya.