Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan, cadangan potensial (proven potential) minyak bumi dalam negeri sebesar 4,17 miliar barel. Sedangkan, cadangan terbukti (proven) atau P1 hanya 2,4 miliar barel saja.
Sugeng pun menyebut, umur cadangan minyak bumi hanya tersisa untuk 9,5 tahun.
“Umur kurang lebih ya tinggal 9,5 sampai 10 tahun kalau tidak ditemukan cadangan baru sebesar Cepu,” tutur Sugeng dalam pemaparannya di awal acara Forum kapasitas Nasional II 2022, di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (28/7).Seperti diketahui, sektor minyak dan gas (migas) memiliki peran strategis dalam pembangunan perekonomian Indonesia yaitu sebagai sumber energi juga menjadi bahan baku industri dan motor penggerak perekonomian nasional. Untuk menyiasati natural decline
Lebih lanjut Sugeng menyatakan, jika lokasi reservoir memang berada di Cross Border atau melewati batas dua negara, maka di
yang disebabkan sisa umur cadangan minyak itu, Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas terus mengupayakan eksplorasi sumber cadangan migas.
Salah satu penemuan cadangan migas baru adalah wilayah kerja Andaman II yang berada di sisi Utara Aceh. Ramai dibicarakan, wilayah kerja ini berpotensi menjadi sumber cadangan migas yang diklaim terbesar di dunia. Sayangnya, Blok Andaman II ini berada di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Thailand, sehingga menurut Sugeng, Indonesia harus segera melakukan pengeboran di wilayah tersebut.
“Di dunia migas, reservoir itu bisa saja nyambung dan nyebrang antarnegara karena ada di perbatasan. Itu yang harus kita cermati, maka benar akan dilakukan pengeboran kembali di wilayah kerja Andaman untuk memastikan reserve (cadangan) dengan 3D seismik untuk tau cadangan terbesar ada di mana,” tutur Sugeng.
perlukan kerja sama antara Indonesia dan Thailand. Hal ini penting karena menyangkut Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mil laut.
Sugeng juga mengingatkan konsumsi energi dalam negeri untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini terus naik, sedangkan lifting migas cenderung menurun terus menerus, sehingga diperlukan optimalisasi eksplorasi sumur cadangan migas baru. Tantangan pun tak bisa dihindari, karena menurut Sugeng, wilayah kerja eksplorasi migas kian hari kian mengarah ke laut dan mengakibatkan mahalnya biaya eksplorasi dan produksi.
“Sumur migas kita yang saat ini menjadi backbone dan penyangga utama kita sudah masuk kategori blok tua, seperti Blok Rokan dan Blok Cepu. Dulu Rokan pernah menghasilkan 1 juta barel per hari (bph) tapi terus menurun. Kemudian ditemukan Cepu, sehingga Insyaallah tidak terjadi natural decline yang terlalu besar,” ucapnya.