Diplomat Success Challenge (DSC) 2022 kembali menantang para pebisnis muda untuk menunjukkan ide bisnisnya. DSC akan kembali menyeleksi, membina serta memberikan modal usaha bagi ide bisnis terpilih dengan total hibah modal usaha mencapai Rp2 miliar.
Ketua Dewan Komisioner sekaligus Program Founder DSC, Surjanto Yasaputera mengatakan, pihaknya akan memberikan fasilitas inkubasi bisnis, pembinaan dari para coaches, dan bergabung dalam jejaring wirausaha Diplomat Entrepreneur Network (DEN). Komunitas ini telahi memiliki lebih dari 400 anggota.
“Dunia usaha di Indonesia pada 2022 membawa banyak harapan dan perubahan positif. Banyaknya bisnis yang bermunculan dibarengi dengan tujuan keberlanjutan semakin menjadi perhatian,” kata Surjanto dalam konferensi pers, Rabu (8/6).
Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari banyaknya isu di berbagai belahan dunia, seperti krisis iklim, ketimpangan sosial, kesetaraan gender, dan lain sebagainya. Selain memiliki tujuan keberlanjutan, banyak aspek dalam berbisnis yang menjadi elemen dasar.
Tahun ini bisnis yang memiliki strategi keberlanjutan dari aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan menjadi poin plus di program DSC. Menariknya, DSC 2022 berkesempatan kolaborasi dengan Global Reporting Initiatives (GRI), yaitu organisasi non-pemerintah yang mengembangkan dan menyebarluaskan Standar Pelaporan Keberlanjutan Penerimaan Global.
“Keberlanjutan tidak hanya dinilai dari model atau tujuan bisnis itu sendiri. Seringkali sesuatu hal yang menjadi fondasi dari bisnis luput dari perhatian,” jelasnya.
Sebagai informasi, PLÉPAH merupakan salah satu bisnis yang lahir dari ajang ini, mereka mengolah limbah menjadi produk ramah lingkungan yang bernilai tinggi. Sampah pelepah pinang menjadi wadah/kontainer makanan dan piring pengganti styrofoam.
Pelepah pinang yang tadinya dianggap sampah kini bertransformasi menjadi inovasi produk bernilai ekonomi tinggi. Produk-produknya menggabungkan desain, teknologi, sosial dan lingkungan, menghasilkan inovasi desain kemasan bernilai tinggi.
“Untuk memastikan masa depan yang lebih baik, kami berusaha untuk melaksanakan bisnis yang bertanggung jawab di setiap rantai nilai produksi piring PLÉPAH,” ungkap Founder PLÉPAH Indonesia, Rengkuh Banyu Mahandaru.
Kedua, ada bisnis dengan nama Pijakbumi menjadi salah satu pionir brand sepatu lokal dengan konsep ramah lingkungan. Saat ini, Pijakbumi menjadi brand sepatu yang cukup digandrungi, apalagi setelah dihantam pandemi selama 2 tahun ini semakin banyak orang yang peduli dengan lingkungan, terutama bagaimana caranya mengurangi emisi karbon.
“Konsistensi adalah yang kita usung di sini. Artinya, desain yang orisinil dikawinkan dengan ‘keras kepala’ nya kami dalam menggunakan material ramah lingkungan. Tidak mudah, namun konsistensi ini mendapat tempat tersendiri di tengah persaingan produsen sepatu,” ujar Co-founder Pijakbumi Vania Audrey Pakpahan.
Ketiga, ada Peek.Me Naturals yang berawal dari upaya mencari produk aromaterapi yang aman bagi buah hati yang memiliki asma. Banyak produk dengan manfaat dan nama yang unik yang telah dikembangkan, antara lain, “Love Potion Spray” yang membantu relaksasi, “Bye Bye Odor” sebagai deodoran alami untuk atasi bau badan, hingga produk inovatif “Smell it Back” yaitu inhaler untuk latihan penciuman bagi penyintas Covid-19 dengan keluhan anosmia.
“Dengan gaya hidup sehat yang didukung dengan manfaat holistik minyak atsiri, masyarakat akan merasakan hidup yang lebih sehat, tidak hanya secara fisik namun juga mental,” pungkas Founder Peek.Me Naturals, Arlin Chondro.