close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kehadiran perusahaan e-commerce berkontribusi sebesar 20% terhadap penjualan perusahaan makanan, minuman dan barang kebutuhan sehari-hari. (Antara Foto)
icon caption
Kehadiran perusahaan e-commerce berkontribusi sebesar 20% terhadap penjualan perusahaan makanan, minuman dan barang kebutuhan sehari-hari. (Antara Foto)
Bisnis
Kamis, 14 Februari 2019 16:57

E-commerce berkontribusi 20% ke penjualan FMCG

Kehadiran perusahaan e-commerce berkontribusi sebesar 20% terhadap penjualan perusahaan makanan, minuman dan barang kebutuhan sehari-hari.
swipe

Riset perusahaan e-commerce SIRCLO menyebutkan kehadiran perusahaan e-commerce berkontribusi sebesar 20% terhadap penjualan perusahaan makanan, minuman dan barang kebutuhan sehari-hari (fast moving consumer goods/FMCG).

Founder & CEO SIRCLO Brian Marshal mengungkapkan perusahaan FMCG menargetkan penjualan di channel e-commerce tumbuh 10 kali lipat tahun ini. Pada 2016, e-commerce berkontribusi 1% terhadap total penjualan.

“Namun tahun ini, mayoritas dari mereka menargetkan agar e-commerce berkontribusi 10% ke total penjualan,” kata dia.

Brian juga menjelaskan, perusahaan FMCG bisa melakukan beragam cara guna mendongkrak peningkatan penjualan produknya melalui online marketplace. 

“Beberapa cara yang bisa ditempuh yakni merchandising, peningkatan pemasaran, dan penyediaan layanan pelanggan,” kata dia.

PepsiCo Head of Trade Marketing and E-Commerce Fransiscus Kurniawan mengatakan pada umumnya perusahaan FMCG di Indonesia menghadapi setidaknya tiga tantangan besar ketika merambah dunia e-commerce. Dari mulai kendala sumber daya manusia hingga sistem mata rantai pasokan. 
  
Fransiscus menyebut tantangan sistem rantai pasokan, mencakup masalah di internal perusahaan hingga distributor eksternal yang belum terintegrasi ke platform e-commerce. Akibatnya, banyak proses terkait logistik, seperti pengambilan dan pengepakan produk yang dipesan secara online, masih dilakukan secara manual.
 
“Proses manual ini berpotensi menyebabkan terjadinya kesalahan yang mengakibatkan rendahnya performance penjualan,” lanjut Fransiscus.
 
Terakhir, dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk menjalankan penjualan melalui e-commerce yang berbeda tekniknya dibanding penjualan tradisional.
 
“Berjualan lewat e-commerce membutuhkan pengetahuan dan pengalaman untuk menentukan jenis platform yang cocok untuk sebuah merek atau produk, selain jenis promosi yang tepat untuk setiap platform e-commerce,” kata Fransiscus.
 

img
Rakhmad Hidayatulloh Permana
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan