Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah, mendukung kebijakan automatic adjustment Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Langkah tersebut dinilai tepat dalam menghadapi ancaman ketidakpastian ekonomi global pada 2023.
"Sederhananya begini, tahun ini ketidakpastian sangat tinggi. Strategi yang dibutuhkan menghadapi ketidakpastian adalah fleksibilitas, kemudahan untuk mengubah program dan anggaran. Itu inti dari automatic adjustment. Menurut saya, ini adalah antisipasi yang tepat," tuturnya kepada Alinea.id, Minggu (26/2).
Automatic adjustment adalah penyesuaian anggaran secara otomatis yang dilakukan pemerintah guna mempertahankan cadangan anggaran. Penyesuaian yang dilakukan mencakup realokasi anggaran, pemotongan anggaran belanja negara, penyesuaian pagu, dan/atau pergeseran antarprogram.
Piter optimistis berbagai kebijakan Kemenkeu, termasuk automatic adjustment, dapat menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif di tengah ketidakpastian global saat ini. "Sangat mungkin."
"Saya memperkirakan Indonesia memang tidak banyak terdampak kondisi global. Dampak pulihnya aktivitas ekonomi karena berakhirnya pandemi lebih dominan ketimbang ketidakpastian global. Antisipasi pemerintah atau Kemenkeu hanya untuk berjaga-jaga. Saya meyakini tahun ini, perekonomian kita melanjutkan proses pemulihan," imbuhnya.
Piter juga mengapresiasi kinerja Kemenkeu menjaga perekonomian dalam beberapa tahun terakhir, terutama saat pandemi Covid-19. Pangkalnya, tanpa antisipasi yang cepat dan tepat sesuai Perppu 1/2020, perekonomian sulit bertahan menghadapi pandemi dan takkan bisa pulih cepat seperti saat ini.
"Keuangan negara selama pandemi memang mengalami defisit yang melebar, tapi dibandingkan negara-negara lain, Indonesia masih jauh lebih baik. Saat ini, posisi utang Indonesia, menurut saya, masih aman dan sehat. Hal itu terjadi karena Kemenkeu sangat disiplin dalam mengelola fiskal," urainya.