Kepala Kajian Makroekonomi Universitas Indonesia (UI) Febrio N. Kacaribu mengapresiasi langkah pemerintahan Joko Widodo yang mengedepankan pembangunan infrastruktur. / (Foto: Kudus Purnomo/Alinea.id)
Kepala Kajian Makroekonomi Universitas Indonesia (UI) Febrio N. Kacaribu mengapresiasi langkah Joko Widodo yang menggenjot infrastruktur.
Kepala Kajian Makroekonomi Universitas Indonesia (UI) Febrio N. Kacaribu mengapresiasi langkah pemerintahan Joko Widodo yang mengedepankan pembangunan infrastruktur.
Menurut Febrio, langkah tersebut sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang saat ini mencapai 5%. Bahkan, ia secara gamblang mengatakan ekonomi Indonesia tak akan dapat mencapai 5% apabila Jokowi tak menggenjot pembangunan infrastruktur.
"Infrastruktur ini dampaknya cukup besar, karena kita sudah menghitung dampak multiplier efect-nya, dan secara faktual kalau misalkan Jokowi tak mengeluarkan budget Rp300 triliun-Rp400 triliun untuk infrastruktur dan BUMN, seharusnya pertumbuhan ekonomi bisa lebih rendah dari 5%," jelasnya dalam diskusi yang bertajuk Membedah Visi Ekonomi Capres 2019, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (12/11).
Untuk itu Febrio, mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tertolong dengan adanya pembangunan infrastruktur.
"Infrastruktur ini sangat rill, misalnya produsen sirup di Medan mau pesan gula di Jawa biaya ongkos kirimnya lebih mahal dibandingkan harus impor dari China," paparnya.
Lebih lanjut, Febrio menjelaskan, ke depannya pembangunan infrastruktur saat ini sangat menguntungkan bagi pemerintahan yang akan menjabat selanjutnya, karena akan dapat memangkas biaya produksi jauh lebih rendah.
"Ini juga akan menguntungkan Prabawo-Sandi, kalau memang infrastruktur ini dilanjutkan dampaknya baru bisa dirasakan 3-5 tahun kedepan, ini akan berdampak ke efisiensi, ongkos produksi akan lebih rendah, tapi kalau menang," pungkasnya.