Perlambatan ekonomi China, dinilai dapat berimbas kepada perekonomian Indonesia khususnya terhadap harga komoditas.
"Jika melihat kebijakan moneter, kita akan memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan pada 2013 dan 2018. Tetapi kita masih memiliki tantangan pada ekonomi China yang akan memberi dampak ke harga komoditas," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara dalam acara Maybank Economic Outlook 2019 di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Senin (11/3).
Untuk itu, Mirza menekankan pentingnya diversifikasi dalam perekonomian Indonesia agar tidak terlalu bergantung pada komoditas. Solusi yang ditekankan BI adalah memperkokoh sektor pariwisata.
Mencontoh Thailand, negara Gajah Putih itu terhitung berhasil menggenjot pariwisata hingga mampu menarik lebih dari 34 juta wisatawan per tahunnya.
Hal itu bisa terlihat dari data BI terkait current account deficit (CAD) antara Indonesia dengan Thailand pada 2017. Indonesia mengalami CAD senilai US$17,52 miliar atau 1,74% dari PDB. Sementara, Thailand di tahun yang sama mengalami surplus transaksi berjalan senilai US$48,13 miliar atau 10,57% dari PDB.
Bila diperinci lagi, neraca sektor jasa Indonesia yang merupakan bagian dari perhitungan transaksi berjalan, mengalami defisit US$7,83 miliar. Sementara Thailand surplus US$29,81 miliar.
"Jika ada defisit, kita butuh inflow, yaitu dengan ekspor dan pariwisata. Saya percaya diri dengan pariwisata Indonesia," ucapnya.
Sejauh ini Indonesia telah berhasil menambah jumlah turis dari tahun lalu dengan menarik kedatangan mencapai 14 juta wisatawan.
Akan tetapi, Indonesia masih perlu menghadapi sejumlah tantangan untuk membangun sektor pariwisata tersebut. Di antaranya, dengan membangun konektivitas yang kuat, agar daerah-daerah wisata andalah di seluruh Indonesia bisa dicapai dengan mudah oleh wisatawan.
Adapun daerah wisata yang digarisbawahinya saat itu, adalah '10 Bali Baru' yang terdiri dari Tanjung Kelayang, Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, Tanjung Lesung, Bromo Tengger Semeru (BTS), Wakatobi, Kepulauan Seribu, Mandalika, dan Morotai.
Kesepuluh destinasi baru ini dituangkan dalam 10 destinasi wisata prioritas di dalam rencana kerja pemerintah. Khusus untuk Mandalika, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, dan Morotai bahkan ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.
Selain sektor pariwisata, Pihak BI pun meminta korporasi untuk berusaha melakukan ekspor demi membantu mengurangi defisit neraca berjalan sampai 2,5% di 2019.
"Jadi para korporat, tolonglah ekspor. Please, please," ucapnya.