close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Uang pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah/Antara Foto
icon caption
Uang pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu rupiah/Antara Foto
Bisnis
Senin, 22 November 2021 17:37

Ekonomi RI dinilai siap tumbuh, keyakinan konsumen membaik

Kredit perbankan pun sudah tumbuh positif selama empat bulan terakhir sejak Juni 2021.
swipe

Ketua Dewan Komisaris Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif pada triwulan III 2021, meski masih melambat dibanding capain sebelumnya.

“PMI di Indonesia pada bulan Oktober 2021 naik ke level 57.2 dari yang sebelumnya sebesar 52,2 level PMI pada bulan Oktober ini telah menembus rekor tertinggi Indonesia sejak April 2011. Artinya, prospek ekonomi kita akan semakin membaik di bulan-bulan mendatang," kata Purbaya Yudhi Sadewa dalam acara Economic Outlook 2022 (22/11).

Ia menambahkan, berbagai indikator lainnya adalah indeks keyakinan konsumen, penjualan ritel, dan penjualan semen seluruhnya menunjukkan tren perkembangan yang positif. "Adapun indeks keyakinan konsumen di bulan Oktober 2021 naik ke level 113.4 dari level sebelumnya yang sebesar 95,5. Jadi konsumen kita sudah optimis,” jelas Purbaya.

Semetara itu, lanjut Purbaya, pertumbuhan penjualan ritel Oktober 2021 diperkirakan sebesar 5,17% yoy. Di sisi lain pertumbuhan penjualan semen nasional di bulan Oktober 2021 juga meningkat sebesar 4,6% yoy.

Kemudian, untuk penjualan mobil tumbuh sebesar 54,11% pada Oktober, dan penjualan motor tumbuh sebesar 22,04% pada September 2021.

"Tingginya laju pemulihan penjualan otomotif secara nasional ini membawa level penjualan otomotif semakin dekat ke level sebelum pandemi, jadi ekonomi kita hampir pulih seluruhnya,” jelasnya.

Menurutnya, perekonomian Indonesia siap untuk tumbuh. Di sisi lain, sambungnya, pulihnya aktivitas ekonomi dan membaiknya tingkat keyakinan konsumen telah kembali mendorong deposan untuk menggunakan simpannya, untuk belanja dan berinvestasi.

"Kredit perbankan pun sudah tumbuh positif selama empat bulan terakhir sejak Juni 2021. Per September 2021 kredit perbankan telah tumbuh 2,21%. Pertumbuhan positif ini terjadi baik dari sisi kredit konsumsi, modal kerja, maupun investasi. Saya yakin kedepannya pertumbuhan kredit akan makin cepat lagi,” tuturnya.

Menurutnya, kenaikan suku bunga baru akan terjadi di kuartal ketiga atau keempat tahun 2022. “Tetapi hal yang harus kita perhatikan adalah bahwa the path menaikkan suku bunga itu bukan untuk membawa ekonominya ke masa resesi, tetapi justru untuk mengendalikan ekonomi supaya ekonomi Amerika tidak kepanasan. Sehingga dia bisa tumbuh dalam waktu yang lama dan dalam level yang sesuai dengan tingkat ekonominya," katanya.

Ia juga mengimbau agar tidak perlu khawatir dengan potensi kenaikan suku bunga di tahun 2022, karena adanya kebijakannya akomodatif baik dari sisi fiskal maupun moneter.

"Saya yakin bahwa perekonomian nasional di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun 2021, namun demikian kita juga harus tetap waspada dan tidak boleh lengah dalam mengantisipasi berbagai faktor ketidakpastian yang masih membayangi pemulihan ekonomi global,” ungkapnya.

img
Kania Nurhaliza
Reporter
img
Fathor Rasi
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan