Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya peran ekonomi dan keuangan syariah dalam memulihkan ekonomi nasional pascakrisis akibat pandemi Covid-19.
“Ekonomi dan keuangan syariah itu penting dan tidak eksklusif. Harus dipikirkan bagaimana kontribusi ekonomi syariah dalam pemulihan kita,” katanya dalam webinar yang diselenggarakan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Selasa (6/4).
Dia mengungkapkan, ekonomi syariah dapat menjadi pendorong pemulihan ekonomi dan sosial masyarakat sebab terdapat bermacam azas islam, seperti azas keadilan, transparansi, tata kelola yang baik, dan ikhtiar yang maksimal.
Dengan berpedoman pada azas yang dipegang teguh di dalam ekonomi syariah tersebut, diharapkan dapat menciptakan iklim keuangan nasional yang lebih baik. Utamanya di dalam perbaikan tata kelola lembaga keuangan nasional.
“Itu menjadi salah satu solusi dari value ekonomi syariah,” ujarnya.
Sri Mulyani melanjutkan, instrumen ekonomi syariah seperti wakaf dan zakat juga perlu ditingkatkan perannya dalam mengentaskan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan.
Dua instrumen ekonomi syariah tersebut dapat dikolaborasikan dengan berbagai program pemerintah untuk mendistribusikan dan menyalurkan bantuan sosial (bansos) kepada keluarga-keluarga miskin di Indonesia.
Lebih jauh dia mengatakan, dengan pengoptimalan ekonomi syariah, diharapkan dapat mengeluarkan Indonesia dari jebakan middle income trap, menuju cita-cita nasional untuk menjadi negara maju dengan kekuatan ekonomi lima besar dunia.
“Tidak boleh ada masyarakat yang tertinggal. Ini cocok di dalam middle income trap,” ucapnya.