close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor batik nasional bisa mencapai Rp792,72‬ miliar pada 2019.  / Antara Foto
icon caption
Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor batik nasional bisa mencapai Rp792,72‬ miliar pada 2019. / Antara Foto
Bisnis
Rabu, 08 Mei 2019 18:44

Ekspor batik ditargetkan naik 8% jadi Rp792 miliar pada 2019

Pemerintah akan mendorong produksi dan memperluas pasar batik, baik di dalam maupun luar negeri. 
swipe

Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor batik nasional bisa mencapai Rp792,72‬ miliar pada 2019. Target ini naik sekitar 8% dari ekspor batik pada 2018 yang mencapai Rp734 miliar atau senilai US$52,44 juta.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan dengan target tersebut, pemerintah akan mendorong produksi dan memperluas pasar batik, baik di dalam maupun luar negeri. 

“Saat ini, batik telah bertransformasi menjadi berbagai bentuk fesyen, kerajinan dan home decoration yang telah mampu menyentuh berbagai lapisan masyarakat baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi kepada Alinea.id di Jakarta, Rabu (8/5).

Menurut Airlangga, batik juga menjadi kontributor terbesar terhadap sektor industri tekstil dan pakaian jadi. Sektor ini pada kuartal I-2019 mencatatkan posisi tertinggi dengan capaian 18,98%. Kinerja ini melampaui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07% di periode yang sama. 

Selain itu, industri batik juga salah satu sektor yang banyak membuka lapangan pekerjaan atau padat karya. Kemenperin mencatat jumlah tenaga kerja yang terserap dari sektor hulu seperti weaving dan dyeing hingga sektor industri batik sebanyak 628.000 orang. Sementara itu, pekerja di industri batik mencapai sepertiganya atau 212.000 orang.

Airlangga juga mengatakan, untuk pertama kalinya, sejumlah delegasi yang hadir dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Selasa (7/5) memakai pakaian batik saat Indonesia menjadi pemimpin sidang. 

Menurut dia, terpilihnya pakaian batik sebagai dress code merupakan bentuk penghormatan dari sejumlah delegasi negara anggota Dewan Keamanan kepada Indonesia yang menjadi Presiden Dewan Keamanan PBB untuk bulan Mei. 

“Bahkan, Sekjen PBB ikut menggunakan batik. Ini merupakan diplomasi internasional yang dilakukan Indonesia melalui batik,” ujarnya.

Lebih jauh, Airlangga juga menuturkan pemerintah mendorong agar industri batik menjadi sektor yang ramah terhadap lingkungan. Industri batik mulai memperkenalkan bahan baku baru seperti dari serat rayon atau memanfaatkan biji kapas sehingga tentunya dengan material baru ini menghasilkan produk yang lebih menarik dan kompetitif. 

Selain itu, penggunaan zat warna alam pada produk batik juga merupakan solusi dalam mengurangi dampak pencemaran dan menjadikan batik sebagai eco-product yang bernilai ekonomi tinggi.

img
Laila Ramdhini
Reporter
img
Laila Ramdhini
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan