Ketua Umum Asosiasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) Adhi S. Lukman mengatakan, ekspor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mengalami peningkatan sepanjang Januari hingga Juli 2020. Ekspor pada periode tersebut meningkat menjadi US$4,3 miliar, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$4,1 miliar.
"Artinya data ekspor kita tidak jelek di masa pandemi, kita masih bisa angkat ekspor Januari hingga Juli US$4,3 miliar. Tidak terjadi penurunan," katanya dalam webinar Akselerasi Produk Pangan UKM Indonesia, Senin (28/9).
Untuk itu, lanjutnya, para pelaku UMKM Indonesia tidak perlu takut untuk terus mengembangkan produk ekspor di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Menurutnya, produk makanan dan minuman memiliki pasar yang besar di dunia.
"Oleh karena itu, saya mengajak teman-teman semua agar bisa mendorong untuk peningkatan ekspor lebih jauh lagi," ucapnya.
Lebih lagi, produk makanan dan minuman menjadi kebutuhan dasar setiap orang untuk meningkatkan imunitas tubuhnya. Dengan demikian, permintaan terhadap produk olahan dari industri ini akan terus tumbuh.
Dia memaparkan, sepanjang Januari hingga Juli terjadi peningkatan permintaan ke sejumlah negara seperti Singapura menjadi US$214,4 juta, Taiwan menjadi US$253,6 juta, Kamboja menjadi US$177,2 juta, dan Myanmar menjadi US$36,6 juta.
"Ini saya harapkan bisa memberi semangat untuk kita semua. Bahwa kita tidak perlu takut ekspor dan bahkan ekspor kita tidak turun secara keseluruhan," ujarnya.