close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto dokumentasi Garuda Indonesia.
icon caption
Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto dokumentasi Garuda Indonesia.
Bisnis
Rabu, 02 Juni 2021 12:42

Erick Thohir akan kurangi jumlah komisaris Garuda Indonesia

Erick Thohir memuji usulan anggota komisaris Garuda Indonesia Peter F Gontha, yang meminta GIAA menghentikan pembayaran honorariumnya.
swipe

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memuji usulan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Peter F Gontha, yang mengusulkan untuk menghentikan pembayaran honorariumnya di perusahaan penerbangan pelat merah ini sampai RUPS mendatang.

"Saya rasa yang diusulkan Peter Gontha sangat bagus. Kita harus puji," kata Erick, Rabu (2/6).

Bahkan, Erick mengusulkan jika bisa, jumlah komisaris emiten berkode saham GIAA ini dua atau tiga orang saja. Hal ini agar terjadi keadilan dengan karyawan yang diusulkan untuk melakukan pensiun dini.

"Jangan tadi ada pensiun dini, tetapi komisaris enggak dikurangi. Kami akan kurangi nanti, entah dua, entah tiga," ucapnya.

Menurut Erick, langkah ini akan mencerminkan keseriusan komisaris dan direksi GIAA terhadap keberlanjutan perusahaan ke depan. Dia memastikan, efisiensi komisaris ini akan dilakukan dalam waktu dua minggu ke depan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

"Ini masukan yang bagus, kami lakukan sesegera mungkin. Kasi waktu dua minggu. Ada RUPS-nya nanti," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Peter Gontha dalam unggahan instagramnya, Rabu (2/6) menyebut, kondisi keuangan GIAA semakin lama bertambah kritis. Dia menuturkan, penyebab kejadian ini karena tidak adanya penghematan operasional, tidak ada informasi mengenai cara dan narasi negosiasi dengan lessor, dan tidak adanya evaluasi atau perubahan penerbangan atau rute yang merugi.

Kemudian, dia menyebut arus kas manajemen tidak dapat dimengerti, adanya keputusan yang diambil Kementerian BUMN secara sepihak tanpa koordinasi dan tanpa melibatkan dewan komisaris, saran komisaris tidak diperlukan, dan aktivitas komisaris yang hanya 5-6 jam per minggu.

"Maka kami mohon, demi sedikit meringankan beban perusahaan, untuk segera, mulai Mei 2021, yang memang pembayarannya ditangguhkan, memberhentikan pembayaran honorarium bulanan kami sampai rapat pemegang saham mendatang. Di mana diharapkan adanya keputusan yang jelas dan mungkin sebagai contoh bagi yang lain agar sadar akan kritisnya keadaan perusahaan," ujarnya.

img
Annisa Saumi
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan