Pemerintah lewat Kementerian BUMN dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun hunian terintegrasi untuk kaum milenial. Tingkat laku hunian tersebut cukup tinggi, mencapai 60%. Dari jumlah itu 41% adalah milenial.
Menteri Negara BUMN Erick Thohir menyampaikan, pihaknya bersama Kementerian PUPR telah membangun tujuh hunian terintegrasi dalam bentuk pilot project. Lokasinya di Depok, Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, dan Karawang.
Hunian secara khusus menyasar generasi milenial. Makanya, konsep yang dibangun adalah transit oriented development (TOD) atau kawasan yang terintegrasi dengan simpul transportasi umum. Ada rumah susun, ada rumah tapak berteknologi precast.
"Kita sudah menyelesaikan tujuh lokasi dengan total pendanaan Rp5 triliun dengan total unit 8.348. Alhamdulillah, 41% dari 60% yang laku adalah milenial. Ini ada di Depok, Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Karawang," ujar Erick, Kamis (13/4).
Khusus hunian milenial di Samesta Mahata Margonda Depok, Jawa Barat, yang diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini terdiri 940 unit. Dari jumlah itu sudah terjual hingga mencapai 78%.
"Karena memang fasilitas ini dekat dengan Universitas Indonesia dan tentu fasilitas pendukung lain seperti mal dan lain-lain," kata Erick.
Harganya terjangkau
Presiden Jokowi mengapresiasi keberadaan hunian yang mengusung konsep TOD di Samesta Mahata Margonda, Depok. Apresiasi tak hanya pada ide, tapi juga eksekusi. Lebih istimewa, kata presiden, hunian itu dibangun di kota-kota yang ada masalah kemacetan di banyak titik.
Tak hanya terintegrasi dengan transportasi publik, menurut presiden, hunian ini juga memiliki desain yang cukup bagus. Juga dilengkapi fasilitas yang lengkap serta dekat dengan fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah.
"Yang paling penting ini disiapkan untuk hunian milenial, yang kalau mereka beli, bonusnya dapat kereta api. Bangun tidur, mandi, langsung lompat, sudah masuk ke KRL, ke kereta api, ke mana-mana pun bisa," ujar presiden.
Presiden optimistis, pembangunan hunian berbasis TOD ini dapat membantu mengurangi kemacetan karena para penghuni dapat beralih ke transportasi publik.
"Kita tidak tergantung pada kendaraan-kendaraan pribadi, dengan mobil yang memacetkan, utamanya di Jabodetabek," ujar Jokowi.
Karena itu, presiden mendorong agar hunian seperti ini tidak hanya dibangun di Jakarta dan sekitarnya. Tetapi juga dikembangkan di wilayah-wilayah lain yang mengalami tingkat kemacetan yang tinggi.
"Hunian milenial ini, sekali lagi, akan kita kembangkan di semua kota yang memiliki TOD-TOD, utamanya lahan-lahan PT KAI yang tidak termanfaatkan dengan baik. Nanti kerja sama dengan PP (Persero), dengan Perumnas, dengan Kementerian PU. Harus kita bangun sebanyak-banyaknya hunian seperti ini," ujarnya.
Presiden menyampaikan, hunian ini bisa dimiliki para milenial dengan harga terjangkau. Yang ada subsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dijual Rp200 juta.
"Yang tidak ada subsidi, ada yang Rp300 juta, ada yang Rp500 juta. Cicilannya murah, sehingga sangat pas sekali untuk hunian anak-anak muda kita," tandas dia.