Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut beberapa perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak usaha BUMN akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di pasar modal Indonesia. IPO ini dilakukan untuk membuka nilai (unlock value) semua perusahaan BUMN.
"Kami ingin menjadikan Pertamina sebagai perusahaan seratus hundred billion company, dengan meng-go public-kan sub-sub holdingnya," kata Erick, Kamis (15/7),
Dia menyebut, Pertamina Integrated Marine Logistic, Pertamina Geothermal Energy, Pertamina Hulu, dan Pertamina Hilir akan dilepas sahamnya ke publik.
"Insyaallah mereka akan go public beberapa tahun ke depan dan insyaallah tahun ini juga akan ada yang go public," ujar Erick.
Erick juga ingin holding rumah sakit, yaitu Indonesia Healthcare Corporation melakukan go public. Erick bilang, saat ini IHC memiliki lebih dari 70 rumah sakit dan akan membangun fasilitas baru di Bali.
"Sebelum digabungkan, rumah sakit BUMN tidak memiliki nilai. Akan tetapi, setelah kami gabungkan, diperbaiki keahliannya, dan membantu penanganan Covid-19, valuasi yang tadinya nol secara bisnis, sekarang mencapai 1,5 billion," ucapnya.
BUMN lain yang ditargetkan IPO adalah anak usaha Telkom seperti Mitratel dan Telkom Data Center. IPO anak usaha ini dilakukan Erick untuk menggenjot valuasi Telkom. Menurutnya, Telkom hari ini memiliki valuasi Rp310 triliun. Dia menargetkan valuasi ini naik lebih dari Rp400 triliun.
Lalu, anak usaha BUMN lainnya yang ditargetkan IPO adalah LinkAja. Dengan investasi dari Grab dan Gojek, LinkAja akan bersama-sama membangun sistem pembayaran di wilayah desa.
Perusahaan BUMN lain yang ditargetkan IPO adalah Pupuk Kaltim. Erick bilang dia ingin membuat transparansi di Pupuk Kaltim.
"Bahwa Pupuk Kaltim, BUMN, harus bisa berkompetisi di market nonsubsidi. Kami pastikan petani sehat, dan BUMN sehat. Pupuk Kaltim juga kami rencanakan go public," tuturnya.