Meski kurs rupiah memburuk, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mengukuhkan investment grade Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil.
Fitch memberikan afirmasi atas peringkat utang pemerintah (Sovereign Credit Rating) Rebuplik Indonesia pada level BBB dengan outlook stabil. Faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut yakni berasal dari beban utang pemerintah yang relatif rendah.
Selain itu, pengukuhan ratings didasarkan pula pada prospek pertumbuhan ekonomi yang baik di tengah tantangan sektor eksternal. Di antaranya berasal dari tingginya ketergantungan terhadap pembiayaan eksternal, serta indikator struktural lainnya yang masih di bawah negara berkembang lainnya.
Fitch kembali menyematkan investmen grade Indonesia pada Minggu (2/9). Sebelumnya, Fitch telah menaikkan peringkat Indonesia ke level BBB dengan outlook stabil alias investment grade pada 20 Desember 2017.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia Agusman menyebut langkah yang ditempuh bank sentral dalam menaikkan suku bunga dan intervensi di pasar valuta asing sebagai respons dari tekanan yang dialami oleh negara-negara emerging market, dinilai mencerminkan komitmen yang kuat untuk menjaga stabilitas.
"Dalam hal ini fokus otoritas yang memprioritaskan stabilitas makroekonomi telah menjadi faktor utama yang mendukung perbaikan rating Indonesia oleh Fitch pada Desember 2017," kata dia dalam keterangan resmi, Senin (3/9).
Menurutnya, dari sisi ekternal, kekuatan ekonomi Indonesia lebih kokoh bila dibandingkan pada saat taper tantrum 2013, sebagai bagian dari stance kebijakan moneter yang displin Amerika Serikat.
Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menyampaikan langkah Fitch mempertahankan peringkat utang Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stable, diklaim lantaran reformasi struktural dan fiskal yang dilakukan pemerintah bersama dengan pemangku kepentingan lainnya juga dipandang memberikan hasil positif.
"Pengumuman ini juga menunjukkan adanya kepercayaan yang cukup tinggi dari dunia internasional kepada perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global," ujar Nufransa.
Dia menjelaskan, apresiasi dari lembaga internasional terkemuka, seperti lembaga rating, terhadap kinerja perekonomian Indonesia memiliki peran penting untuk mewujudkan APBN yang lebih sehat, adil, dan mandiri serta perannya kepada perbaikan perekonomian Indonesia secara umum.
Pemerintah juga menyadari, masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.
"Pemerintah telah dan akan terus melakukan langkah-langkah proaktif untuk mewujudkan hal tersebut, melalui pengelolaan APBN dan kebijakan fiskal yang kredibel dan efektif," papar Nufransa.