PT Freeport Indonesia mempercepat pengerjaan pembangunan smelter atau pemurnian tambang mineral di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Freeport menarget smelter sudah dapat diperasikan dalam tiga tahun ke depan.
"Target operasional smelter pada 2023 dan memiliki kapasitas pengolahan dua juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama saat dihubungi, Minggu (1/3).
Saat beroperasi nantinya, Riza menyebut smelter ini akan menjadi smelter tembaga terbesar di dunia. Pihak Freeport tak khawatir produksi tak dapat diserap industri mengingat lokasi smelter pun berada di dekat pabrik semen, yaitu PT Semen Indonesia (Indonesia).
Pabrik semen yang berada di dekat smelter, kata Riza, dapat memanfaatkan hasil pengolahan asam sulfat, perak, dan gipsum dari Freeport.
"Kenapa smelter Freeport dibangun di Gresik, salah satunya bisa dimanfaatkan pabrik semen untuk mengelola asam sulfat paling dominan," ujarnya.
Hanya saja, lokasi smelter berada di tanah bekas rawa-rawa. Hal ini membuat pengerjaan konstruksi harus dimulai dengan memadatkan tanah agar posisi smelter tidak bergeser saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi.
Riza menyebut, pembangunan smelter ini diperkirakan menelan dana hingga US$3 miliar. Perusahaan mencari pinjaman dari bank dalam dan luar negeri untuk menutupi kebutuhan ini.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya menyatakan, pihaknya telah menerima dukungan dari 15 bank untuk pembangunan proyek tersebut.
Proyek ini dijadwalkan dimulai pada Agustus 2020. Perusahaan menyiapkan US$600 juta pada 2020 untuk tahap awal pembangunan. Nilai modal akan meningkat menjadi US$1 miliar pada 2021. (Ant)