Berbagai tantangan di 2021 masih melanda sektor perekonomian. Namun demikian investasi real estat meningkat dari tahun ke tahun. Terlepas dari masih adanya pandemi Covid di 2022, kenaikan suku bunga, dan gangguan rantai pasokan ekonomi dan investasi diperkirakan masih bakal bangkit.
Melansir dari publikasi Asia Pasific Investment Quarterly Q4 2021 Savills, pemulihan kepercayaan bisnis di Indonesia, mendukung penyerapan pasar di sebagian besar properti sektor komersial pada 2021. Hal tersebut disampaikan Director Head and Research and Consultant Savills Anton Sitorus.
Selain itu menurutnya ekonomi diharapkan akan lebih banyak ekspansi pada 2022, mengingat prospek perekonomian yang lebih menjanjikan. Indonesia akan menjadi tuan rumah G20 juga berdampak baik pada ekonomi.
"Dibantu oleh sentimen yang lebih baik terhadap Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan G20 di Bali akhir tahun ini," kata Anton dalam keterangan resminya dikutip Selasa (1/2).
Lantas bagaimana dengan tren investasi properti di negara Asia lainnya? Kepala Penelitian Savills di China James Macdonald mengatakan, aktivitas pasar di China meningkat pada paruh kedua 2021. Investor fokus pada kota-kota terkemuka, tetapi juga melebarkan sayap ke berbagai sektor saat ingin meningkatkan hasil dan pertumbuhan.
Regional Head of Research & Consultancy Savills Asia Pacific Simon Smith mengatakan, untuk Hongkong sendiri pembatasan kegiatan sosial membuat prospek pertumbuhan dan pemulihan jadi belum maksimal akibat varian baru.
"Terlepas dari rebound ekonomi yang kuat pada 2021, tetapi prospek pasar properti ritel tetap stagnan tanpa dukungan turis. Sementara sewa kantor Grade A akan berada di bawah tekanan pasokan dengan prospek permintaan yang lemah dan tingkat prakomitmen yang rendah," ujarnya.
Sementara itu Managing Director, Research & Consulting at Savills India Arvind Nandan mengatakan, investasi di sebagian besar kelas aset properti, yang menonjol di antaranya adalah sektor perkantoran. Ke depan, segmen pertumbuhan seperti pusat data, perumahan siswa, dan ilmu kehidupan kemungkinan memberikan peluang yang menguntungkan pada 2022.
"Ini akan membantu investor mengkalibrasi ulang strategi mereka dan mendiversifikasi portofolio mereka," jelasnya.
Sedangkan negara tetangga Malaysia, menurut Deputy Managing Director Savills Malaysia Nabeel Hussain, karena hampir semua sektor ekonomi utama saat ini kembali ke aktivitas seperti normal maka muncullah optimisme pertumbuhan ekonomi.
"Ada optimisme yang berkembang bahwa kinerja ekonomi negara akan terus membaik di tahun mendatang," kata Nabil.