close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Ilustrasi roti. Foto Pixabay.
icon caption
Ilustrasi roti. Foto Pixabay.
Bisnis - Bursa
Selasa, 30 Juli 2024 08:51

Gaduh roti berpengawet kosmetik, bagaimana nasib saham ROTI?

Isu produk roti manis merek Aoka dan Okko yang diduga menggunakan bahan pengawet kosmetik menggemparkan masyarakat.
swipe

Isu produk roti manis merek Aoka dan Okko yang diduga menggunakan bahan pengawet kosmetik menggemparkan masyarakat. Kedua roti kemasan itu dikabarkan mengandung sodium dehydroacetate agar tahan lama dan tidak berjamur meski sudah melewati masa kedaluwarsa. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan roti merek Aoka aman dikonsumsi. Sementara dalam roti Okko ditemukan kandungan bahan pengawet berbahaya. Produk tersebut ditarik dari peredaran.

Rekomendasi saham ROTI

Gaduh roti menggunakan bahan berbahaya tersebut membawa sentimen negatif bagi pergerakan saham emiten produsen roti merek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI). Analis saham Mirae Sekuritas, Nafan Aji melihat pergerakannya masih dalam tahap fase konsolidasi (consolidation phase). Dia merekomendasikan agar investor melakukan strategi hold pada saham ROTI. 

“Rekomendasi hold dengan TP (take profit) Rp985 per saham,” ujarnya kepada Alinea.id.

Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan secara fundamental masih ada ruang untuk  kenaikan saham ROTI. Menurutnya, ROTI masih menarik lantaran memiliki kapitalisasi pasar yang cukup besar.

Rully bilang, meski ROTI sempat mencatat penurunan penjualan, namun ada inovasi di produk dan pemasaran. Adapun tantangannya adalah kompetisi yang makin ketat dan daya beli masyarakat yang mengalami tren pelemahan.

“Secara teknikal masih akan mengalami volatility yang tinggi seiring dengan pergerakan indeks di bursa,” ujarnya kepada Alinea.id.

Meski begitu, Rully menyebut, kinerja emiten terancam terkena dampak dari mahalnya harga tepung terigu. Bahan baku roti tersebut merangkak naik di tengah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dus, inflasi makanan juga ikut terkerek.

Tak hanya itu, kenaikan inflasi juga memengaruhi melemahnya daya beli masyarakat. "Apalagi pendapatan masyarakat stagnan," ujar Rully. .

Perusahaan yang juga merupakan produsen roti merek Sari Kue dan Sari Choco itu membukukan penjualan sebesar Rp1,92 triliun pada 30 Juni 2024 atau naik 5,5% secara tahunan (yoy). Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp145 miliar, naik 22% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penjualan dari wilayah tengah mencapai Rp1,01 triliun dan tetap menjadi kontributor terbesar dari bisnis perseroan. Untuk penjualan di wilayah barat dan timur mencapai Rp909 miliar atau naik 12,2% yoy. Hal ini sejalan dengan strategi ekspansi bisnis yang telah dilakukan oleh perseroan dengan membangun pabrik-pabrik, yakni di Batam, Gresik, Balikpapan dan Banjarmasin. Serta didukung oleh perluasan distribusi pada kanal modern dan tradisional, melalui penambahan titik penjualan menjadi lebih dari 93.000 yang tersebar di seluruh Indonesia.

Untuk memenuhi permintaan produk-produk roti dan kue yang terus bertumbuh, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi dengan menyelesaikan pembangunan pabrik ke-15 di Pekanbaru yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2024.

img
Immanuel Christian
Reporter
img
Satriani Ari Wulan
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan